Petir menyambar di langit yang gelap
Dedaunan pohon mulai merundukÂ
Tak tahan menahan tetesan air dari langit
Janji temu kita
Bagaimanakah kabarnya?
Hilir mudik ku kumpulkan persiapan perang
Menampilkan yang terbaik meski bukan yang terbaik
Tiap langkah dan gerakan yang kubuat terasa ringan dan menyenangkan
Jantungku berdegup kencang
Detik yang berubah menjadi menit
Namun kehendak alam terasa pahit
Bagaimanakah kabarnya?
Berharap langit akan terang dan bertabur bintang
Berpegangan tangan di sepanjang jalan
Bercengkrama mengenai hal hal yang sepele
Tunggu..
Dimanakah dia?
Bagaimana kabarnya?
Apakah semua sia sia belaka?
Takut melewatkan panggilanmu
Ku genggam erat ponsel yang tetap membisu
SenyapÂ
Kekhawatiranku untuk tidak berjumpa denganmu
Membuncah
Membuat pikiranku kalut
Hingga sebuah notif muncul
Semuanya baik baik saja
Kau sedang dalam perjalanan menuju rumahku
Tuhan
Pertama kali dalam hidupku, ku selipkan dalam doa
Sebuah nama lelaki selain nama ayahku
Tuhan, jagalah dia
Semoga dia menjadi salah satu orang baik yang hadir dalam hidupku
Ditengah rintik hujan yang masih saja menghujami bumi
Kamu tersenyum dan menanyakan kabarku
Tubuhmu yang menjulang tinggi tepat dihadapanku
Tuhan terimakasih kau telah memberikan dia dalam hidupku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H