Mohon tunggu...
Cicilia Yustina Salamony
Cicilia Yustina Salamony Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu tiga anak yang suka memasak dan multi sport

Memasak adalah rayaan kegembiraan. Saya hanya pembelajar yang suka belajar tentang masakan dan semua seni yang melingkupinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Sarani di Negeri Waai

15 Februari 2024   05:05 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:53 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak Sarani di Waai memiliki Saksi. Biasanya saksi Sarani dua orang. Satu laki-laki dan satu perempuan. Tetapi saksi yang berpasangan seperti ini tidak selalu terjadi. Jika saksi Sarani berpasangan, maka saksi laki-laki akan disebut "Papa Sarani" dan saksi perempuan di sebut "Mama Sarani". 

Papa Sarani dan Mama Sarani memiliki tugas membimbing "Anak Sarani. Bimbingan itu berupa pendampingan. Papa dan Mama Ani, begitu mereka dipanggil sehari-hari, memberi nasihat, membimbing pertumbuhan iman juga menopang pendidikan anak Sarani sampai saat pengakuan iman percaya atau "Sidi".

Dokpri
Dokpri
Biasanya, Papa dan Mama Ani adalah kerabat atau saudara dari orang tua kandung anak Sarani. Mereka yang telah mengaku percaya dan diteguhkan sebagai anggota gereja dewasa dapat menjadi orang tua Sarani.

Sarani dalam tradisi keluarga kami

Jika disejajarkan maknanya, maka Sarani atau Baptisan sama dengan Sunat. Dalam surat Kolose 2:11-12, Rasul Paulus secara jelas menunjukkan bahwa baptisan adalah sunat rohani dalam kesatuan dengan Kristus (Hamasiah). Karena itu, umumnya, orang membawa anak-anak mereka untuk dibaptis pada usia di bawah 7 tahun.

Dokpri
Dokpri
Keluarga kami, dengan landasan ayat yang sama, membaptis anak-anak setelah mereka menyelesaikan bacaan kitab Injil. Karena kami percaya bahwa baptisan Roh dilakukan oleh Yesus (Yeshua) sendiri sebagaimana nats  Yohanes 1:33, dan itu datang mendahului baptisan air. Karena itu kami mewajibkan anak-anak membaca dan mengenal injil sebelum mereka menerima air Sarani.

Anak kami yang bungsu dapat dikatakan beruntung karena mendapatkan baik tradisi Sarani di lingkungan Gereja Protestan Maluku, pun tradisi Sarani keluarga kami. Berbeda dengan kedua kakaknya, ia dibaptis di negeri Waai, ia mendapatkan Papa dan Mama Ani pun ia menyelasaikan bacaan Injil.

Dokpri
Dokpri
Prosesi Sarani di Gereja GPM Damai Jemaat Waai pada 26 Desember 2023 berlangsung hikmat dan lancar.  Bantuan dari Pendeta dan Majelis Jemaat sangat luar biasa, mengingat kami bukan anggota jemaat GPM Waai.

Dokpri
Dokpri
Pada malam hari, Papa dan Mama Ani menggelar acara syukuran. Hadir dalam acara, majelis sektor Talitakumi 3 serta para kerabat. Kami larut dalam keintiman dan kasih persaudaraan. Ada canda. Ada berbagi cerita. Ada sajian makan. Pun ada sesi foto keluarga. 

Terima kasih kami untuk  Ketua Majelis Jemaat GPM Waai, para majelis Jemaat GPM Waai, keluarga besar Salamony, Usi Merry dan keluarga, Bu Etus dan keluarga, Papa dan Mama Ani, Usi Ira dan Tante Nani Pattinama serta keluarga, Koko Ming, Usi Selly Kalahatu dan Bung Vicky, juga Tante Kent Patikawa dan keluarga.

Dokpri
Dokpri
Untuk semua keluarga yang telah bekerja demi sukses acara Sarani ini, yang tidak sempat kami sebut satu per satu, tulisan ini kiranya menjadi tanda terima kasih kami.

Salam cinta dari kami di Depok untuk semua saudara di Negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun