Kami menikmati dinginnya malam Sitinggil dari dalam glamping setelah acara perayaan ulang tahun sederhana dan api unggun yang membuat rindu ingin kembali lagi ke sana. Pak Agus dan keluarga menyumbangkan kue tart ulang tahun yang lezat menambah meriah acara perayaan ulang tahun malam itu. Pukul 23.00 kami memasuki glamping dan beristirahat.
Pada pagi hari, Pak Agus memandu kami menjelajah track jalan kaki Sitinggil. Kami menggunakan kendaraan untuk bergerak ke area persawahan yang terletak 3 kilometer dari glamping. Udara segar menyambut saat kami keluar mobil. Suara gemercik air sungai terdengar di bawah jembatan yang menghubungkan pedesaan dengan area tracking. Syukur tiada henti. Hamparan sawah laksana permadani tersaji di kiri dan kanan jalan setapak. Matahari pagi bersinar membakar semangat para petani dan pencari rumput.
Lebih dari satu jam kami menjelajah track jalan kaki Sitinggil. Menyusuri pematang sawah. Menyeberangi sungai. Akhirnya kami pulang kembali ke glamping dengan badan segar dan hati gembira. Pukul 12.00 siang hari kami selesai berkemas dan berpamitan pada Pak Agus dan keluarga. Di Sitinggil kami bukan saja mendapatkan alam yang indah teduh, tetapi juga keramahan keluarga Pak Agus. "Sekarang sedang tidak musim. Kalau datang lagi saat musimnya, saya oleh-olehin durian," kata Pak Agus saat kami berpisah.
Nah, jika bunda sekeluarga sedang atau hendak berlibur ke Salatiga sambil menikmati udara segar dan alam terbuka, saya rekomendasikan glamping Sitinggil. Sekian dulu, ya Bund. Salam kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI