Lahan sawah menguning terhampar di depan glamping. Sebuah tanah lapang yang dibuat sebagai arena permainan berada di sisi glamping, memisahkan glamping dengan pendopo kecil. Di lapangan tersedia ayunan, net bulutangkis, dan area bermain dam. Sebuah tong api unggun terletak tepat di belakang pendopo. Pendopo di area glamping berisi meja dan kursi makan, sofa tamu, meja ping-pong. Juga terdapat meja yang khusus menyediakan toples berisi gula, teh, dan kopi. Sebuah alat pemanas air terletak tepat di pojok tengah pendopo.Â
Terdapat dua kamar mandi di lokasi glamping. Satu kamar mandi terletak dekat lokasi glamping. Satu kamar mandi lagi terletak dekat pendopo. Tiap kamar mandi dilengkapi fasilitas WC yang bersih dan air melimpah.
Lokasi glamping dilingkupi oleh deretan gunung dan pebukitan. Gunung Merbabu tampak di latar belakang. Di depannya berdiri rangkaian pebukitan dari gunung..... Â Udara Sitinggil benar-benar menyegarkan. Di siang hari kita masih merasakan dinginnya alam pegungungan dan suara burung yang bertebangan di atas persawahan. Sungguh suasana sejuk mendamaikan.
Tracking Sitinggil Yang Tak Terlupa
Setelah meletakan semua peralatan dalam glamping, kami menuju pendopo untuk menikmati teh dan kopi. Putra bungsu kami mencoba berbagai fasilitas olahraga dan rekreasi yang disediakan. Sepeda, peralatan bulutangkis, catur dan bola tersedia pada tenda kecil di samping pendopo. Sementara kami belajar menggunakan lampu glamping yang semuanya memanfaatkan energi matahari. Kami menjemur panel panel surya yang ada di lampu untuk digunakan pada malam hari.
Pada sore hari, putri kami dan ketiga rekannya bergabung bersama. Kini suasana glamping semakin meriah penuh canda. Pada pukul 17.30 para petugas datang ke pendopo mempersiapkan makan malam dan menyalakan lampu pendopo. Dari mereka kami tahu bahwa Pak Agus dan istrinya, seorang warga negara Australia, Â membangun bisnis mereka dengan konsep pemberdayaan. Makanan yang disediakan kepada tamu semuanya berasal dari hasil masyarakat sekitar. Demikian pula para petugas yang membantu kebersihan, pemeliharaan dan keamanan glamping. Pak Agus membawakan kami dua buah durian saat menjelang sore. "Ini ada durian. Dari kampung. Bisa dicoba." Kami tentu saja bergembira. Durian lokal Sitinggil tidak terlalu harum tetapi manis dan memiliki isi yang tebal.
Sebenarnya, selain glamping, lokasi perkemahan keluarga ini juga menyediakan fasilitas rumah pohon. Letaknya sekitar 1oo meter dari arah glamping. Â Kemah pohon dibangun Pak Agus dan istrinya di tepi aliran sungai kecil. Kebun buah melatari rumah pohon itu.