Ibu.....
Bagi kami beliau adalah seorang pejuang tangguh, wanita perkasa dan malaikat kami.
Semenjak aku berumur 12 tahun ,mempunyai adek 3 orang dan bapak yang usahanya mengalami kebangkrutan lalu sakit jantung koroner yang harus berobat tiap minggu. Ibulah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Beliau bekerja keras membuka warung makan di kota Rembang , yang sebelumnya kami tinggal di Semarang. Dengan menyajikan hanya 2 menu saja yaitu Gudeg Yogya dan Soto Ayam. Pertama buka warung makan memang masih susah pembeli dan belum banyak orang yang tau dan kenal. Tapi ibu tetap telaten berjualan demi memberi makan 4 orang anaknya, menyekolahkan dan juga berobat bapak . Dengan suka cita dan selalu berdoa meminta pertolongan Tuhan Ibu dengan gigih menghadapi kerasnya kehidupan.
Proses demi proses dilalui hingga menghantarkan keempat anaknya mengarungi kehidupan sendiri. Kami bertiga tinggal di Jakarta dan satu orang tinggal di Rembang tapi dirumah yang berbeda.
Satu tahun sudah kami tidak mudik menengok Ibu, karena situasi pandemi ini. Padahal biasanya dalam setahun kami akan mudik sedikitnya 2 kali dan menengok Ibu secara bergantian.
Selalu teringat permintaan Ibu saat kami akan pulang kampung. Beliau hanya meminta dibawakan "Roti Kopi" yang sangat disukai karena di kampung tidak ada yang jual. Beliau tidak mau apapun. Karena yang diharapkan hanyalah kedatangan anak, mantu dan cucu serta roti kopi.
Untuk melepas rindu dengan Ibu, dan rayaan kegembiraan aku bagikan resep roti kopi.
Bahan :
Roti :