Mohon tunggu...
Cicilia Arlita P.D.
Cicilia Arlita P.D. Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang berlatih menulis dan mencoba terus mengeksplor mengenai banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Bisa Jika Hanya dengan Komunikasi

13 September 2020   14:03 Diperbarui: 13 September 2020   19:04 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik atau permasalahan antar individu ataupun kelompok sudah sangat sering kita alami ataupun jumpai di lingkungan sekitar kita. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya konflik ini, salah satunya perbedaan budaya.

Terlebih di Indonesia yang mempunyai budaya sangat banyak, dan pastinya memiliki kekhasan masing-masing. Tidak jarang juga keberagamana budaya di Indonesia menimbulkan konflik, seperti seseorang tersinggung dengan nada bicara seseorang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.

Keberagaman budaya ini membuat Indonesia menjadi kaya akan banyak hal. Namun di sisi lain dengan adanya keberagaman budaya ini, kita juga harus saling mengerti dan belajar mengenai budaya satu sama lain, untuk meminimalisir adanya konflik. Kenapaeminimalisir bukan menghilangkan? Karena, segala cara untuk menghindari konflik pasti akan memunculkan konflik, sehingga yang dapat kita lakukan hanya meminimalisir adanya konflik.

Selain itu, aspek yang paling penting bukan menghindari terjadinya konflik, namun bagaimana kita mengatur situasi untuk menyelesaikannya (Samovar, 2017). Mengatur situasi di dalam menangani konflik, termasuk bagaimana kita menanggapi lawan bicara.

Salah satu contohnya, kita memiliki teman yang merupakan orang Batak yang dikenal dengan nada berbicara yang keras, sedangkan kita merupakan orang Jawa yang dikenal dengan kelemah-lembutannya dalam berbicara.

Suatu saat kita dengan teman kita sedang mengalami konflik, dan teman kita mencoba menyelesaikannya dengan menjelaskan mengenai sudut pandang dia mengenai masalah ini.

Dengan nada berbicara yang keras, menurut teman kita itu hal yang biasa karena ia memang berbicara seperti itu, sedangkan bagi kita memanggapnya seperti dimarahi atau terlalu keras, sehingga kita tidak bisa menerima penejelasannya dengan baik karena ketidak nyamanan dan malah membuat kita semakin marah atau kesal. Konflik tersebut merupakan salah satu contoh konflik yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan komunikasi.

Lalu bagaimana jika ingin menyelesaikannya? Jawabannya yaitu mempelajari komunikasi antar budaya. Di mana komunikasi antar budaya, kita menuntut kita untuk memahami perbedaan budaya yang ada, untuk menyelesaikan permasalah yang ada.

Hal tersebut pastinya akan sangat berguna bagi kita manusia yang hidup bersama orang lain, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sama. Manusia miliki latar belakang yang berbeda-beda yang membuat ia menjadi pribadi yang unik dan berbeda dari yang lainnya.

Dengan mempelajari komunikasi antar budaya ini, konflik tadi bisa kita selesaikan, di mana kita mengetahui bagaimana karakteristik teman kita yang berasal dari budaya Batak, dan memahami bagaimana nada ia berbicara. Sehingga tidak adanya rasa kesal ataupun salah tangkap mengenai apa yang ia bicarakan, dan konflik yang dialami bisa terselesaikan dengan baik.

Samovar, Larry A. dkk.  2017. Communication between culture. Boston, Amerika Serikat: Cangage Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun