Mohon tunggu...
Cicilia Anne
Cicilia Anne Mohon Tunggu... -

belajar dari apa yang dilihat, mendengar dari apa yang diterima...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

7 mei , ( part 1 )

4 Agustus 2015   10:34 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

waktu itu desember 2009, pertama kali kita bertemu, 

kau menungguku dengan motor pinjamanmu..

entah apa yang dibenakmu, entah gengsi ingin menjemput ku di kampusku. hehehe entah lah hanya kamu yang tau..

perkenalan itu pun berlangsung dibawah pohon didepan tukang rokok, 

sambil pegang handphone, dan memanggilku yang sudah beranjak berjalan melaluimu..

"anne... anne temen erna kan ?"

dan aku menoleh, ku lihat lelaki bertubuh kecil memanggilku..

dalam hati ku, "oh ini mungkin yang namanya agus, temannya mba erna, teman kantor ku.."

dan ternyata benar, dia mengenalkan diri sebagai agus..

dan itu hari pertama kita bertemu..

ku naiki motornya, ku coba pegang pinggangnya, dasar centil ya, baru pertama ketemu sudah peluk pinggang.. hahahaha

dan tanpa kusadari ku comment begini.. " mas agus, orangnya kecil ya.."

dan dia tertawa, entah malu , entah apa, yang jelas aku pun tersipu, begonya aku bilang begini, baru juga pertama bertemu, gimana kalau dia ga mau ketemu aku lagi..

ah sudah lah, toh perkataan nya juga sudah ku ucap, yang jelas balasannya adalah tawa..

pembicaraan pun berlalu sepanjang jalan, dan dia mengantarkan ku ke rumah, lumayan lah jaraknya dari grogol sampai cengkareng rumahku..

 

hari berganti, kita semakin dekat, semakin sering smsan dengan bahasa alay pada waktu itu..

gi pain ? au udah sampe kostan ya..

yang artinya lagi ngapain ? aku udah sampe kostan ya..

waktu berganti dan kita semakin akrab,

dia pun menjemputku untuk kedua kali,, arah pulang, dia mengajakku untuk mampir beli minum katanya, beli minum di indomart Taman Palem, ya arah rumah sih..

"Mau minum apa ne ?"

aku jawab "Tehbotol aja mas.."

"Aku produksi coklat ini lho, nanti aku bawain ya.." sambil nunjuk coklat produksi nestle..

kebetulan dia kerja di nestle kala itu..

pembicaraan serius pun dimulai di depan parkiran indomart..

hari itu tanggal 6 Mei 2010 jam 21.30,,

"ne, sudah punya pacar ?"

pertanyaan yang sudah ku duga, akan kesana arahnya.. hehehehe sombong amat, berasa dukun. hehehe

aku jawab "belum..."

"mau jadi pacarku ?"

dan supaya drama romantis, tidak ku jawab langsung, hehehhe..

dia pun mengantarkanku pulang, tanpa jawaban, yang ku pastikan akan ku jawab besok..

 

 

7 mei 2010...

"selamat pagi mas agus, dah bangun ?"

sms pagiku yang semoga membangunkannya, ternyata dia sudah bangun, dan langsung menjawab sms ku..

"pagi ne, sudah bangun ne, lagi ngapain ?"

ku balas dengan nada ceria, deg-degan dan penuh cinta, hahahahha.

"lagi mau mandi mas, mau siap berangkat kerja, mas, pertanyaan yang semalam harus ku jawab kah ?"

nada memancing padahal mah tinggal jawab aja mau jadi pacar ya, ahh itu kan jaman abg dulu, hehehe, buat deg-degan, drama seri romantis..

"iya ne, mau kah ?"

dan ku jawab "mau mas.."

 

 

pacaran pun kita lalui dengan segala tawa dan tangis, dia memanggilku Beby, dan aku pun menyapa nada yang sama..

selalu diakhiri dengan kata iya By..

 

 

pacaran jarak dekat kita lalui sebentar,

karena tepat di ulang tahunku saat itu 15 Juni 2010, dia di terima di Perusahaan Gas Negara, dan ini lah tangisanku dimulai..

Berbagai pelatihan di lakukannya, mulai dari Cepu sampai ke Lembang..

Pelatihan kerja sampai dengan pelatihan Fisiknya..

Membuatnya semakin hitam ga karuan.

Udah item, botak pula, hahahahahaha, untung cinta kalau engga udah minta di retur deh, hahahahha..

 

Saat itu, pelatihannya di Cepu, ku terima kenyataan bahwa aku salah satu pilihannya...

setelah berjalan pacaran, ternyata bukan aku satu - satunya..

Dia masih menjalin kasih dengan mantan dan teman wanitanya..

Saat itu ada 2 orang yang ku tau, dan aku terlambat..

Kubaca setiap status facebook sang mantan, yang menghakimi ku, mengapa ku menjalin kasih dengan lelakinya..

Setiap status , berurai pula air mataku, tidak pernah ku sangka, dia mendua..

 

 

"Mas, siapa Maria Agnes ? Ada apa mas kamu dengan dia ? Kenapa semua statusnya buat kamu ? Kalau aku memang pilihan, kenapa kamu teruskan ? Aku cinta kamu mas..."

Dalam tangis dan benci semua ku tumpahkan padanya lewat telephone..

Entah bisa ikut pelatihan atau tidak, yang jelas dia pun menangis mendengar tangisanku..

Dia memohon untuk jangan tinggalkan dia, dan dia memilih aku, meyakinkan bahwa mereka hanya lah masa lalu..

 

Berat menerima kenyataan bahwa selama ini dia mendua, semakin berat saat Surat Keputusan penempatan Lokasi keluar...

 

"By, aku mau ngomong, tapi jangan marah ya, aku harap ini tidak mengubah apapun diantara kita, aku cinta kamu by, aku ga mau kehilangan kamu.."

Begitu nada awal bunyi telephonenya.. 

Semakin deg-degan aku dibuatnya, rasanya jantung begitu berdebar mendengarnya..

Karena aku tau, hari itu adalah hari pembagian lokasi penempatan kerja setelah lolos dari Pelatihan itu..

"Dimana by ? Jangan bilang di Surabaya ya..."

"Maaf by, aku ga bisa apa-apa, penempatanku di Surabaya, andai bisa di Jakarta.."

Rasanya runtuh duniaku, semua yang kutakutkan terjadi, penempatannya di Surabaya..

Entah kenapa aku benci sekali dengan Surabaya, apa mungkin karena ada sang Mantan disana..

walau dia sudah menjanjikanku untuk tidak kemana-mana, tidak akan pernah menemui sang Mantan..

Rasanya hati ini tak pernah rela..

 

"By, aku berangkat ke Surabaya dulu ya, aku ga mau kehilangan kamu by, kamu percaya aku ya, aku ga akan ngapa-ngapain, aku janji, aku ga akan pernah ketemu si Agnes itu.."

dan aku hanya bisa menjawab "Iya by, doaku menyertaimu, semoga kamu bisa memegang janjimu.."

 

Semua dilalui dalam canda tawa, duka dan tangis, saat dia libur, komitmen yang selalu kita jaga.. "kesetiaan dan kepercayaan"

Saat itu aku berganti kerja, di CSL Blueberry sebagai internal auditor, ada kalanya aku harus audit ke Surabaya, dan itulah waktu yang sangat kunanti..

Bertemu dengan nya di Surabaya..

Jika ada pelatihan di Jakarta, aku adalah orang pertama yang dia hubungi, dan kita bertemu melepas rindu..

Semua berjalan seolah tanpa jarak, aku mencintainya, dan dia milikku satu - satunya..

Dan begitupun baginya, dia hanya mencintaiku, dan aku miliknya satu - satunya..

 

Saat itu libur Natal, dan aku boleh ikut pulang kampung untuk pertama kalinya..

Sambutan hangat kedua Bapak dan Ibu, seolah aku anak yang tidak pernah pulang,

seolah aku anak yang mereka rindukan..

Mereka menyayangiku, sama seperti aku menyayangi mereka setulus hatiku..

Kali ini aku memiliki keluarga lengkap, ayah dan ibu..

Aku yang dibesarkan oleh Ibu tunggal, hanya Mama, karena Papa pergi dengan kehidupan barunya sejak aku kecil..

Pertama kali aku bertemu Bapak, aku teringat Papa, karena sekilas mukanya sama, senyumnya, gaya bicaranya, dan aku sangat menyayanginya..

 

Beberapa kali aku pulang kampung, dan berkumpul bersama keluarga nya..

Dekapan ayah ibu ku rasakan baik disana, hangatnya keluarga mereka, sambutkan semua keluarga, yang menyayangiku..

Selalu pertanyaan yang sama saat kami pulang kesana.. " Kapan nikah nang ?"

Dan selalu kami jawab dengan senyuman, dan " Doakan kami ya.."

 

Hubungan kami berjalan harmonis, setiap hari kasmaran, setiap hari jatuh cinta..

Sapaan pagi nya yang membangunkan ku dan menjadi semangatku untuk memulai hariku..

dan Selamat malam darinya menutup hariku, untuk menceritakan semua beban yang ku alami setiap harinya..

Setiap minggu kita ke gereja bersama, dengan lokasi yang berbeda..

Hati kita menyatu, dan doa kita satu..

Memohon restuNya untuk setiap langkah kita, semoga semakin pantas untuk menjadi satu di depan AltarNya yang suci, memohon restuNya yang abadi..

 

Setiap hari dilalui dengan bahagia, walau banyak persoalan yang dilalui, karakternya yang sungkanan, dan karakterku yang keras sering membuat kita berdebat untuk hal yang sepele..

Pertemanan sejatinya yang tidak ku sukai, terkadang membuat ku emosi dibuatnya..

Apa iya harus mendengar semua kata teman ?

Kalau disuruh ke jurang apa iya lompat juga ?

Ah sudah lah, sungkannya susah dirubah, dia sudah punya sifat selama ini, dan tidak mungkin bisa ku ubah dalam hitungan hari..

Dan hanya bisa ku terima, dan ku ingatkan dia jangan merubahnya lebih buruk..

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun