7. GENERATIVITY (Generativitas) vs STAGNATION (Stagnasi) / Tahap Dewasa (Usia 40 -- 65 tahun)
- Pada masa dewasa tengah/middle adult, seseorang membutuhkan tujuan dan berkontribusi yang melampaui individualitasnya dan berfokus pada karir dan keluarga.
- Membesarkan keluarga, bekerja, dan berkontribusi pada komunitas adalah contoh cara seseorang mengembangkan rasa memiliki tujuan.
- Kesuksesan mengarah pada perasaan berguna dan pencapaian, sementara kegagalan menghasilkan perasaan tidak produktif dan tidak terlibat di dunia.
8. INTEGRITY (Integritas) vs DESPAIR (Keputusasaan) / Tahap Kematangan (dimulai sekitar usia 65 tahun)
- Tahap psikososial terakhir ini disebut tahap usia senja/usia lanjut yang berfokus pada merefleksikan kembali kehidupannya. Pertanyaan utama selama tahap ini adalah, "Apakah saya menjalani kehidupan yang bermakna?"
- Mereka yang merasa hidupnya bermakna akan merasakan kedamaian, kebijaksanaan, dan kepuasan, bahkan ketika menghadapi kematian.
- Sebaliknya, seseorang yang merasa gagal dan tidak menjalani hidup dengan baik, mereka akan merasakan kepahitan, penyesalan, bahkan perasaan putus asa.
Dengan mengenal teori perkembangan Erik Erikson ini kita dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Untuk para orang tua dan pengajar yang kesehariannya bersama-sama dengan anak-anak, teori ini mampu memberikan gambaran tentang karakteristik ideal anak dan stimulus yang seharusnya diberikan agar anak mengalami keseimbangan dalam perkembangannya.
Bagi saya pribadi sebagai seorang pengajar sekaligus orang tua dari anak-anak di rentang usia School Age (6-12 tahun), perlu kiranya untuk memahami konsep "Industry vs Inferiority" dengan baik dan mengetahui bagaimana saya dapat membantu siswa maupun anak saya dalam mengembangkan rasa bangga, mampu memahami/melakukan, dan mencapai prestasi dengan kemampuan mereka.
Bagi anak-anak di tahap perkembangan "Industry vs Inferiority", stimulus pemberian kesempatan bagi anak untuk memunculkan kemampuannya serta pemberian apresiasi dan dukungan untuk setiap kegiatan positif dan capaian mereka sangatlah penting. Salah satu contoh kegiatan yang bisa diberikan bagi anak usia ini adalah kegiatan kerja kelompok yang memungkinkan mereka membangun kerjasama dengan teman sebaya dan belajar menyampaikan pemikiran mereka untuk meningkatkan rasa percaya diri. Feedback yang membangun sangatlah perlu diberikan untuk setiap capaian anak agar mereka merasa "mampu melakukan". Hal ini juga dapat menghindarkan anak dari rasa rendah diri. Dengan demikian, anak akan mampu melewati tahap "Industry vs Inferiority" dengan baik.
Parents dan rekan-rekan pengajar, melalui teori tahapan perkembangan Erik Erikson ini kiranya kita dapat memahami anak dengan lebih baik dan memberikan stimulus yang sesuai untuk mereka. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H