Mohon tunggu...
Cicilia Ika Mayawati
Cicilia Ika Mayawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

If you are planning for a year, sow rice. If you are planning for a decade, plant trees. If you are planning for a lifetime, educate people. (A Chinese Proverb that I do agree)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal 9 Kecerdasan Anak Menurut Howard Gardner

19 November 2021   19:36 Diperbarui: 19 November 2021   19:40 10454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anything that is worth teaching can be presented in many different ways. These multiple ways can make use of our multiple intelligences. (Howard Gardner)

Mempelajari konsep Hierachy of Needs Maslow  seperti di tulisan saya sebelumnya mengundang beberapa pertanyaan: “Apa yang harus kita perhatikan apabila seorang anak telah terpenuhi kelima kebutuhan dasarnya namun masih merasa kesulitan dalam mencapai aktualisasi diri sehingga motivasinya kurang?” 

Pertanyaan lain yang mungkin juga timbul adalah “Jika aktualisasi diri masih belum bisa tercapai setelah kebutuhan terpenuhi, apakah masih bisa dibenarkan adanya pernyataan bahwa tidak ada anak yang tidak cerdas?”

Konsep kecerdasan yang dikemukakan Howard Gardner, sang penemu konsep Multiple Intelligences, mampu menghapus pandangan tentang “anak cerdas dan tidak cerdas” karena menurut Gardner semua anak pada hakekatnya adalah cerdas dan unik. Gardner mengemukakan bahwa setiap orang memiliki 9 jenis kecerdasan namun masing-masing memiliki tingkatan yang berbeda-beda. 

Kesembilan kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-cirinya masing-masing yang pada akhirnya menentukan kadar profil kecerdasan seseorang. Ada yang tinggi di kesembilan kecerdasan tersebut namun ada pula yang hanya di dua atau tiga kecerdasan. Kesembilan kecerdasan yang diungkapkan Gardner dapat distimulasi dan dikembangakan melalui dukungan yang baik dan  proses pengajaran yang tepat.

Dengan mengenal teori Multiple Intelligences Howard Gardner, pendidik semestinya dapat lebih arif dalam melihat adanya perbedaan di setiap individu/siswa sehingga seorang guru/pengajar dapat menentukan metode pengajaran serta jenis evaluasi yang tepat bagi setiap anak didiknya. Hal ini sangat perlu dilakukan agar peserta didik merasa lebih diterima dan terfasilitasi dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki.

Lalu apa sajakah ke 9 kecerdasan majemuk/Multiple Intelligences itu dan bagaimana kita mengenali kecerdasan tersebut serta bagaimana cara kita dapat mengembangkannya?

Berikut paparan singkat 9 kecerdasan majemuk / 9 Multiple Intelligences menurut Howard Gardner:

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik ditunjukkan melalui kecakapan verbal yang berkembang dengan baik serta sensitivitas yang baik terhadap suara, makna, dan ritme kata-kata. Seseorang dengan kecerdasan verbal-linguistik menunjukkan sikap efektif dalam berkomunikasi lisan/tulisan, mengarang  cerita, berdiskusi/debat, belajar bahasa, mengingat kutipan, membuat lelucon dan puisi, serta kaya akan kosa kata.

2. Kecerdasan Logika-Matematika
Kecerdasan logika matematika ditunjukkan melalui kecakapan dalam mengolah angka dan menggunakan logika. Seseorang dengan kecerdasan logika-matematika memiliki kemampuan untuk berpikir secara konseptual dan mempunyai kapasitas untuk membedah pola numerik dan logika, misalnya menghitung, memprediksi, menemukan pola, berpikir dan menggunakan simbol abstrak serta menggunakan algoritme.

3. Kecerdasan Spasial/Visual
Kecerdasan visual-spasial ditunjukkan melalui kecakapan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat serta mengubah penangkapannya ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, arsitektur, lukisan, dan patung. Seseorang dengan kecerdasan spasial-visual memiliki kemapuan untuk berpikir dalam rupa gambar dan foto, untuk memvisualisasikan pikirannya secara abstrak dan akurat serta efektif dalam hal koordinasi warna, membuat dan membaca peta serta membayangkan benda secara detail.

4. Kecerdasan Gerak-Kinestetik
Kecerdasan gerak-kinestetik ditunjukkan melalui  kecakapan dalam menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Seseorang dengan kecerdasan gerak-kinestetik cenderung efektif dalam hal atletik, menggunakan bahasa tubuh, belajar dengan “melakukan”, berkoordinasi antara tangan dan mata, serta kuat dan terampil dalam motorik halus.

5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal ditunjukkan melalui kemampuan menangkap bunyi-bunyian, membedakan, menggubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang bernada dan berirama. Seseorang dengan kecerdasan musikal mampu mengenal dan memainkan instrumen musik dengan baik, memahami struktur musik, serta belajar dan mengingat dengan irama/lirik.

6. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal berkaitan dengan aspek internal diri seseorang, seperti perasaan hidup, rentang emosi, kemampuan membedakan ragam emosi, menandainya, dan menggunakannya untuk memahami dan membimbing tingkah laku sendiri. Seseorang dengan kecerdasan intrapersonal menyukai dan efektif dalam mengontrol perasaan, mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri serta mengetahui dan mengelola minat perasaan.

7. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain, berempati, mengorganisasi kelompok, berteman, dan bersosialisasi. Seseorang dengan kecerdasan interpersonal cenderung menyukai  dan efektif dalam mengasuh dan mendidik orang lain, berkomunikasi, sensitif pada minat dan motif orang lain serta cakap bekerjasama dalam tim.

8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasikan flora dan fauna, serta peka terhadap alam dan lingkungan. Seseorang dengan kecerdasan naturalis  cenderung menyukai dan efektif dalam menganalisa persamaan dan perbedaan, mengoleksi flora dan fauna, memahami ketergantungan lingkungan dan melatih serta menjinakkan hewan.

9.Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menempatkan diri dalam lingkup kosmos, memaknai hidup, memaknai kematian, memahami nasib dunia jasmani dan kejiwaan, dan memaknai pengalaman mendalam seperti cinta atau kesenian. Orang dengan kecerdasan eksistensial memiliki sensitivitas dan kapasitas untuk menghadapi pertanyaan mendalam tentang kehidupan, seperti "Apa arti hidup? Mengapa kita mati? Mengapa kita ada?"

Kesembilan tipe kecerdasan ini dapat diamati dalam sikap keseharian seorang anak. Melalui pengamatan sikap keseharian, orang tua atau pengajar akan mudah mengetahui cara tertentu yang disukai seorang anak untuk menunjukkan kemampuan intelektualnya. Cara yang digunakan seseorang untuk mengeluarkan dan mengembangkan potensinya berbeda dari orang lain sehingga setiap orang tidak dapat disamakan. Demikian pula dengan stimulus yang harus kita berikan.

Perbedaan dominansi kecerdasan setiap anak/siswa perlu difasilitasi guna membantu optimalisasi perkembangannya mengingat perkembangan dan perwujudan semua tipe kecerdasan tersebut penting bagi seseorang dalam mengatasi permasalahan kehidupan dan dalam memperoleh kehidupan itu sendiri.

Parents dan rekan-rekan pengajar, “Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid” (Albert Einstein).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun