Mohon tunggu...
KKN_Mrawan63
KKN_Mrawan63 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Kolaboratif 63

KKN Kolaboratif Tahun 2022 Kolaborasi dari Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah, Universitas Islam Jember, Universitas Dr. Soebandi dr. Jauhar Firdaus, M. Biotech Kelompok 63 'Sukses Membangun Desa' Desa Mrawan, Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip

Destinasi Tersembunyi, Beragam Potensi

12 Agustus 2022   17:33 Diperbarui: 12 Agustus 2022   17:43 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KECAMATAN MAYANG -- Pada Desa Mrawan tepatnya di Dusun Rowo, salah satu dari lima dusun pada Desa Mrawan, terdapat sebuah kawasan kolam pancing dengan area kolam seluas kurang lebih 3 hektar. Kolam pancing tersebut dikenal masyarakat dengan sebutan "Rowo." Rowo tersebut dimiliki oleh beberapa pihak, salah satunya adalah Pak Yul. Beliau juga dikenal sebagai pengelola rowo tersebut.

Pada awalnya, rowo tersebut masihlah berupa daerah dataran rendah yang dipenuhi oleh sawah. Namun, pada tahun 1994 sawah mengalami kegagalan panen yang menyebabkan kerugian cukup besar, ditambah adanya kewajiban membayar pajak atas kepemilikan tanah tersebut. Alhasil kondisi tersebut membuat kondisi Pak Yul kesulitan. Akhirnya beliau memutuskan untuk menyulap sawah menjadi tambang pasir, demi menutupi kerugian serta mendapatkan keuntungan dari sulapannya. Pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas keberadaan kandungan pasir yang melimpah pada daerah tersebut. Pengerukan sawah menjadi tambang pasir dadakan tersebut berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun.

Cukup singkat masa beroperasi tambang pasir tersebut, hal itu disebabkan karena pada kedalaman kurang lebih delapan meter, dasar kerukan mengeluarkan sumber air yang akhirnya menggenangi seluruh tambang pasir. Untuk kesekian kalinya, usaha Pak Yul diterpa ujian dan berakhir kegagalan.

Sekali lagi, Pak Yul tidak kehabisan ide untuk terus mengasilkan pundi -- pundi uang. Beliau memanfaatkan kondisi tersebut dengan membuka kolam pemancingan. Dalam pembibitannya yang kurang lebih berkisar antara 50 - 55 ribu ekor dalam sekali tebar benih ikan, namun dalam pertumbuhannya ikan tersebut dibiarkan mencari makan secara mandiri. Pak Yul sebagai pemilik serta pengelola langsung hanya beberapa kali memberi pakan. Butuh waktu sekitar 3-4 bulan agar ikan siap untuk dipancing.

Jenis ikan yang terdapat didalamnya antara lain Tombro, Nila, dan Tawes. Dengan bermodal penyebaran informasi terkait dibukanya kolam pemancingan hanya melalui brosur di era modern sekarang ini, pemancing yang datang pun cukup ramai. Tentunya mayoritas masyarakat Jember, seperti Arjasa, Ajung, Tanggul, dan lain -- lain. Tapi beberapa pemacing datang dari daerah luar Jember.  

dokpri
dokpri

Bukan tanpa alasan, kolam pemancingan "Rowo" begitu dikenal dan menarik minat pemancing untuk datang, terlepas dari sistem penyebaran informasi hanya melalui brosur. Salah satunya harga masuk yang terbilang  cukup murah. Pada awal pembukaan kolam pancing, diperlukan uang sebesar 50 ribu untuk masuk, lalu setelah beberapa minggu untuk masuk hanya perlu membayar sebesar 20 -- 30 ribu. Tiket masuk berlangsung selama satu hari dan tentunya pemancing dibebaskan untuk memancing ikan sebanyak apapun dalam kurun waktu satu hari.

Terlepas dari itu, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam kolam pemancingan tersebut. Belum adanya tempat yang nyaman untuk para pemancing melakukan hobinya dan area masuknya serta parkir kendaraan yang kurang memadai. Ditambah, tidak jauh dari kolam pemancingan terdapat lokasi penambangan pasir. Hal -- hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi kenyamanan pemancing yang datang. Tidak mudah tentunya mengatasi masalah -- masalah tersebut, terutama terkait adanya tambang pasir yang berlokasi didekat lokasi pemancingan.

Dilain sisi, kalau melihat lebih luas lagi, begitu banyak potensi yang masih dapat dikembangkan selain kolam pemancingan. Dengan view point yang begitu indahnya serta dataran yang cukup luas pada area sekitar kolam pemancingan. Kolam pemancingan yang ada sekarang mampu disulap menjadi sebuah destinasi wisata yang lebih beragam lagi, seperti kawasan perkemahan dan wisata air. Namun, sekali lagi sangat tidak mudah agar mencapai hal tersebut. Dana yang diperlukan tentunya tidak sedikit untuk memodifikasi kolam pemancingan tersebut, untuk merevitalisasinya saja sangat sulit apalagi memodifikasinya.

Tentunya, Pak Yul dan pemilik lainnya tidak pasrah begitu saja.Sampai saat ini, sudah segala upaya yang mereka lakukan. Dari mencoba bekerja sama dengan pihak dinas terkait serta mencari investor yang bersedia menaruh uangnya untuk mengembangkan kolam pemancingan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun