Mohon tunggu...
Cicie Prilianti
Cicie Prilianti Mohon Tunggu... -

nama cicie, asal dari Sumedang pernah tinggal di Bandung,,^^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih

13 Juni 2013   10:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini,
aku kembali mengenangmu,
kelip bintang menjadi temanku malam ini,
cahaya bulan di musim semi,
juga menjadi pijar dihatiku,
sesekali cahayanya menyinari namamu
namun sayang,,
nama itu semakin pudar, pudar,
dan mungkin akan lenyap

angin kecil berhembus halus,,
seakan menghalau pikiranku,
agar aku berhenti mengenangmu
seraya menghela nafas panjang,
aku masih tetap mencoba mengingatmu
saat itu, lembayung jingga menjadi saksi pertemuan aku dan kamu
sinarnya seakan enggan meredup,
seolah-olah ingin menjadi pelita untuk hari indahku

tawa kecil, juga tak jarang menghiasi hari-hariku
sampai suatu hari hujan turun,,
aku pun mencoba meraih payung yg kau beri
namun saat itu aku terlalu naif,,
aku pum sengaja tak menggapai payungmu
akhirnya,,badai membawaku pergi menjauhimu,
terombang ambing dalam derasnya badai,,
membuatku lupa akan kamu dan semua tentangmu
hingga akhirnya aku berlabuh dalam sebuah dermaga

saat aku membuka mata hatiku,
aku menatap senjanya langit
"Lembayung.." ucapku,,
tangisku pecah, air mataku mengalir deras,,
sederas badai yang telah membawaku saat itu
menyesal?? PASTI,,
rasanya aku ingin memutar waktuku,,
aku ingin kembali dan menggapai payung yg coba kau beri
namun kini semua itu hanya kusiratkan sebagai mimpi dan anganku saja
seperti katamu,,
angin yang pernah berlalu tak mungkin bisa kembali,,

kembali kumenghela nafas panjang,
sebagai tanda aku mengakhiri waktu
untuk mengenangmu,,
adakah kini yg telah menggapai payungmu?
jangan biarkan dia(orang yg kau cintai)
kembali terbawa badai,,

Terima kasih
atas warna warni kenangan
yang telah kau pahat didalam lubuk hatiku,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun