Lebih lanjut Bapak Kepala Sekolah menyampaikan, sekolah yang sudah berdiri sejak 1967 juga memiliki ekskul pertamanan dan Pendidikan lingkungan hidup. Disini, anak-anak tidak hanya belajar soal waste management namun juga menggunakan sampah untuk hal yang lebih berguna, seperti berkebun dan membuat hasta karya.
Pengelolan Sampah Anorganik Menjadi Prakarya dan Usaha
Prakarya bisa dikatakan juga hasil kerja yang belum jadi atau belum bisa dipasarkan. Benda yang dihasilkan pada umumnya baru digunakan oleh pembuatnya sendiri.
Sama hal dengan prakarya siswa-siswi SMP Wisata Sanur yang memanfaatkan sampah anorganik menjadi sebuah prakarya dan media pembelajaran untuk anak didiknya. Setiap sekolah pasti memiliki satu kegiatan prakarya. Kalian tentu pernah mengalaminya juga kan? Ada prakarya yang bahannya harus dibeli, ada juga yang bisa memanfaatkan dari benda bekas. Misalnya membuat hiasan rumah dari sabun mandi, tentu saja sabunnya harus dibeli. Lain halnya dengan SMP Wisata Sanur yang memanfaatkan sampah anorganik yang sudah terkumpul di sekolah untuk kegiatan prakarya. Cukup menyiapkan lem dan alat potong serta gunting. Mereka bisa menciptakan hasta karya berupa pot bunga, alat musik, keranjang, hiasan dinding dan lainnya.
Meski belum memiliki target konsumen, SMP Wisata Sanur tengah mencoba memasarkan hasil kerajinan tangannya melalui bazaar dan pameran. Untuk sampah anorganik lainnya yang sudah terkumpul di bank sampah ternyata bisa dijual ke Eco Bali dan dicatat dengan rapi di buku tabungan bank sampah. Penghasilan mereka mencapai Rp 1 juta lho, dana tersebut bisa mereka gunakan untuk keperluan sekolah. Jadi terbukti, sampah itu bukan musibah tapi justru menjadi berkah untuk mereka yang mau mengelola dengan baik.
Kesimpulan
Melihat kebiasaan dan pendidikan yang diterapkan di SMP Wisata Sanur seperti melihat matahari terbit dengan indah di pagi hari. Perilaku santun ditunjukan dengan selalu menyapa dan menyalami setiap tenaga pendidik bahkan tamu yang datang ke sekolah. Siswa-siswinya juga berseragam rapi, lengkap dengan rambut kepang dua untuk siswinya.
Karakter peduli lingkungan juga tercermin dari kebiasaan dan lingkungan yang bersih dari sampah, hijau dan rindang. Sehingga anak-anak betah belajar di sekolah bersama teman dan guru. Sebab karakter peduli lingkungan tidak bisa ditransfer jika hanya melalui teori namun juga harus terus dipraktekan dengan nyata.
Danone Aqua sebagai perusahaan terkemuka yang concern dengan isu lingkungan turut mendukung program yang diterapkan di SMP Wisata Sanur, dengan mendatangkan truk edukasi ke sekolah. Sebagai bentuk tanggung jawab dan peduli dengan bumi, Danone Aqua meluncurkan program #BijakBerplastik serta terus berinovasi dengan produknya. Dari sekian banyak program sosial yang mereka lakukan, salah satunya yaitu dengan meluncurkan kemasan Aqua terbaru 100% terbuat dari plastik daur ulang. Meski begitu, plastik yang digunakan tetap aman untuk kesehatan sebab sudah melalui proses sterilisasi dengan teknologi tinggi.