Sekarang ini banyak sekali remaja yang berencana menikah muda, entah memang sedang musimnya atau terpengaruh dari lingkungan teman atau kerabat yang memilih menikah muda. Menikah adalah cara terbaik menjaga dan melindungi orang yang kita cintai dalam ikatan yang sah dan legal di mata negara. Namun menikah juga bukan satu tren yang bisa diputuskan karena sekedar ikut-ikutan atau karena paksaan. Doktrin masyarakat yang melekat seputar anak gadis usia 25 harus sudah menikah masih sangat kental di Indonesia terutama di daerah. Jangan takut untuk menikah, namun jangan pula bermodalkan nekat atas dasar cinta anak remaja yang belum bisa dipertanggung jawabkan. Lakukanlah 4 hal ini sebelum kamu memutuskan untuk menikah muda:
1. Belajarlah yang banyak dan gali potensi mu
Belajar disini bisa diartikan mengenyam pendidikan formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan informal (les dan kursus). Raihlah pendidikan setinggi-tingginya selagi kamu masih muda. Setelah lulus sekolah, ambilah gelar sarjana, banyak peluang melalui jalur prestasi, ujian masuk umum ataupun jalur beasiswa yang bisa kamu coba untuk mendaftarkan diri secara gratis. Seandainya biaya menjadi masalah sehingga kamu tidak bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, janganlah berkecil hati. Kamu bisa meraih pendidikan di tempat lain seperti les atau kursus. Ketahuilah hobi kamu dan kenalilah bakat terpendam mu, kemudian cobalah untuk mengembangkan potensi tersebut. Misalnya kamu suka dengan fashion design, kamu bisa mengikuti kursus menjahit. Atau kamu termasuk tipe orang yang suka dengan dunia bisnis, jual-beli atau berniaga dan berwiraswasta, kamu bisa mengikuti kursus memasak, membuat kue, atau yang lainnya sebagai modal awal sebelum kamu mencoba berwiraswasta.
Kesuksesan hak mutlak setiap orang, terlepas apa gelarnya, apa pendidikannya namun selama kita mau belajar dan mengembangkan serta mewujudkannya, potensi yang kita miliki akan berubah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat saat berumah tangga nanti. Berbekal keterampilan yang kamu peroleh saat mengikuti les atau kursus dapat menjadi pundi-pundi rupiah saat berumah tangga tanpa harus meninggalkan anak di rumah. Seru bukan memiliki usaha sendiri yang sesuai dengan hobi dan passion kita?
2. Wujudkanlah karier impian mu
Jika berwirausaha bukan jiwamu, maka masih banyak tempat lain sebagai wadah mengekspresikan diri. Maksimalkan bakat dan potensi mu dengan berkarir di tempat yang kamu impikan, tempat yang nyaman dengan salary dan tunjangan karyawan yang  mumpuni. Sebagai perempuan, kita tidak tahu apakah setelah menikah nanti masih diperbolehkan untuk berkarir atau fokus merawat suami dan anak. Apapun perintah suami selama itu membawa pada kebaikan maka kita wajib untuk mentaatinya, oleh karena itu sebelum menikah dan tinggal di rumah, wujudkan lah karir impian mu sekarang juga.
Ketika kita sudah berumah tangga dan menjadi seorang ibu, maka waktu 24 jam akan sangat tidak terasa, setiap harinya hanya berlalu dengan pekerjaan rumah yang tiada habis. Akan ada banyak alasan dan pertimbangan bahkan untuk sekedar mengambil satu keputusan yang padahal keputusan tersebut baik. Misalnya kita ingin mengambil kursus membuat kue, kita harus pikirkan jadwalnya karena sudah ada si kecil di rumah yang tidak bisa sering kita tinggalkan. Bahkan sulit sekali menyempatkan diri untuk sekedar membaca buku. Mungkin kita akan mendapatkan waktu luang jika anak kita sudah berusiadiatas 6 tahun karena dia sudah bisa bermain sendiri namun apakah semangat kita untuk belajar masih akan membara 6 tahun ke depan?
3. Pergilah ketempat yang kamu sukai
Tidak ada salahnya kamu meluangkan waktu untuk pergi ke suatu tempat untuk mencari ide-ide baru, ide-ide segar dan melepas kejenuhan setelah bekerja. Manfaatkan waktu luang di masa lajangmu dengan traveling. Mengunjungi tempat-tempat baru yang mengesankan tentu akan menambah pengalaman dan wawasan Anda. Pengalaman tersebut akan menjadi satu cerita yang mengasyikan ketika berumah tangga nanti, ketika kamu bertukar cerita dengan pasangan atau dengan anak-anak mu kelak. Tentu hal tersebut juga bisa menjadi sumber inspirasi untuk anak Anda.
Selain itu, berwisata setelah berkeluarga akan terasa berbeda. Saat lajang mungkin kamu bisa mencoba travelingalabackpacker, atau memilih wisata yang menantang seperti hikingmisalnya. Hal tersebut diatas akan sulit dilakukan jika kita berwisata dengan si kecil, sebagai orang tua pasti akan lebih memilih destinasi wisata yang lebih aman dan nyaman untuk keluarga.
4. Bahagiakan keluargamu, terutama orang tua mu
Pada saat masih kuliah, kemungkinan besar komunikasi dengan keluarga dan orang tua masih sering terjalin namun biasanya saat sudah bekerja, banyak sekali anak muda yang jarang menghubungi keluarga dan orang tuanya. Apalagi anak-anak muda yang bekerja di perantauan. Jangankan untuk pulang kampung, komunikasi melalui telepon pun jarang. Padahal ketika berumah tangga nanti, waktu yang kita miliki terbagi dengan waktu bersama anak, istri dan suami. Jangankan untuk sering menengok orang tua, waktu bermain bersama anak pun terasa sangat kurang karena kesibukan seorang suami mencari nafkah untuk keluarganya. Akan semakin sulit mencari waktu senggang bertemu dengan keluarga dan orang tua, belum lagi waktu berkunjung harus dibagi antara orangtua dan mertua.
Contoh lainnya yaitu ketika masih lajang, salary kita dari hasil bekerja mutlak milik kita sendiri dan pengeluaran pun masih belum banyak sehingga kamu bisa manfaatkan untuk memberi sebagian dari penghasilan mu kepada orang tua. Namun setelah menikah, kebutuhan semakin banyak disusul dengan pengeluaran yang meningkat, kemudian kita juga memiliki keluarga kecil yang harus dihidupi sehingga uang yang kita miliki tidak bisa sepenuhnya kita bagi untuk orang tua atau saudara. Banyak hal yang bisa kita lakukan saat masih lajang namun agak sulit dilakukan saat sudah berumah tangga nanti. Jadi, manfaatkanlah masa lajangmu dengan mengajak orang tua mu makan di tempat terbaik yang mereka sukai atau kamu juga bisa memberikan hadiah kecil untuk saudara mu. Habiskan masa luangmu dengan keluarga kemudian berbahagialah.
Setiap orang akan sukses dengan cara dan jalannya masing-masing. Kita tidak perlu iri hati melihat teman sukses dengan berwirausaha, bekerja di luar negeri atau berkarir di perusahaan besar, kesuksesan Anda mungkin bukan disana, kesuksesan Anda mungkin ada di tempat lain, dengan berbisnis misalnya atau melalui pintu dan jalan lain. Asal ada usaha pasti ada jalan, karena hasil tidak akan menghianati proses.Jadi cintai prosesnya dan nikmati hasilnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H