Mohon tunggu...
betsyyy
betsyyy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Gorontalo

a pharmacist student who enjoy music, books, anime, k-pop, k-drama, c-drama also thai-series and more.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Putus Rantai Pertumbuhan Nyamuk dengan Pepaver

4 Juli 2024   22:57 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:04 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi berbasis lingkungan yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, dimana menurut World Health Organzation (WHO) pada tahun 2011, dengue merupakan penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk dan menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. 

Pencegahan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) perlu menjadi perhatian oleh pemerintah juga masyarakat sebagai antisipasi terhadap kenaikan kasus yang sudah terjadi sejak awal tahun 2024 ini

Indonesia merupakan salah satu negara endemis yang memiliki angka kasus penularan demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Data Kementerian Kesehatan per 18 Maret 2024 menunjukkan, total kasus demam berdarah dengue (DBD) sampai minggu ke-11 tahun 2024 mencapai 35.556 kasus dengan 290 kematian. 

Jumlah itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2023 pada periode yang sama. Kasus demam berdarah dengue pada minggu ke-11 tahun 2023 dilaporkan 15.886 kasus dengan 118 kematian. 

Kota Gorontalo sendiri mengalami peningkatan kasus yang disebabkan oleh faktor musim penghujan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan banyaknya genangan air yang dapat menjadi sarang jentik. Menurut Dinas Kesehatan setempat pada tahun 2022 kasus demam berdarah di Gorontalo yang mana pada tahun 2022 telah tercatat 56,4 per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus sebanyak 661. 

Sementara itu, hingga 9 Februari 2024, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo telah mencatat ada sebanyak 401 kasus positif demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Gorontalo, dengan 3 kasus kematian. Hal ini mendorong mahasiswa PKM – K Tim Pepaver, untuk memikirkan inovasi yang solutif dan inovatif untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan upaya pencegahan serta memperkenalkan obat anti nyamuk yang berbahan dasar alami kepada masyarakat Kota Gorontalo dan Kabupaten Kota Gorontalo.

Terdapat berbagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang dilakukan masyarakat. Adapun tindakan yang dapat diupayakan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat ini dapat dilakukan dengan empat metode pengendalian vektor, dimana salah satunya adalah metode kontrol biologis dengan menggunakan bahan-bahan alami.

Pemanfaatan bahan alami dapat menjadi salah satu upaya yang dapat diupayakan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang bisa diterapkan sebagai salah satu upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD). 

Oleh karena itu, produk Granul Effervescent “Pepaver” yang terbuat dari kombinasi bahan alami daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb.) dan biji pepaya (Carica papaya linn.) hadir sebagai larvasida alami yang aman digunakan dalam jangka panjang karena tidak mencemari lingkungan dan tidak menimbulkan resistensi terhadap larva.

Berdasarkan studi literatur atas penelitian yang telah dilakukan Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb.) merupakan bahan larvasida alami yang potensial, hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa daun pandan yang terdiri atas alkaloid, saponin, steroid, flavonoid, fenol dan tannin yang memiliki efek larvasida. 

Tanin mengikat protein dalam sistem percernaan yang diperlukan dalam pertumbuhan. Selain daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb.), biji pepaya (Carica papaya linn.) pun ditemukan memiliki potensi sebagai larvasida alami terhadap nyamuk Aedes aegypti yang merupakan nyamuk penyebab demam berdarah. 

Hal ini dikarenakan kandungan biji pepaya yang kaya akan kandungan saponin yang dapat masuk ke tubuh larva dan meracuni larva tersebut. Oleh karena itu, kombinasi keduanya dinilai cocok untuk dijadikan alternatif sebagai larvasida alami, karena selain mudah didapat, keduanya sudah terbukti memiliki potensi memiliki efek sebagai larvasida secara teoritis.

Adapun cara pembuatan dari produk granul effervescent Pepaver dimulai dari tahap ekstraksi biji pepaya dan pandan wangi, dan dilanjutkan pengerjaannya dilab untuk mendapatkan produk granul effervescent. Untuk memastikan kualitas dari produk granul sendiri, dilakukan uji evaluasi pada produk yang meliputi uji organoleptik, uji pH, uji kecepatan alir, uji efek larvasida, serta uji kejernihan. Produk yang telah jadi kemudian dikemas dengan menarik dan siap dipasarkan pada masyarakat.

Pepaver sendiri dijual dengan jarha senilai Rp. 9.000/15gram dan dapat dibeli di beberapa warung terdekat. Promosi produk ini dilakukan pada beberapa platform sosial media yang tengah dikelola secara aktif untuk menjaring lebih banyak calon konsumen dari berbagai kalangan serta dari berbagai daerah. Adapun platform media sosial yang digunakan sebagai media promosi, yakni :

1. Facebook

Laman Profil Facebook Pepaver
Laman Profil Facebook Pepaver
2. Tiktok
Laman Profil Tiktok Pepaver
Laman Profil Tiktok Pepaver
3. Instagram
Laman Profil Instagram Pepaver
Laman Profil Instagram Pepaver
4. Youtube

Laman Profil Facebook Pepaver
Laman Profil Facebook Pepaver
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahaan, diharapkan inovasi yang dituangkan dalam bentuk produk granul effervescent dengan kombinasi ekstrak daun pandan wangidan biji pepaya sebagai larvasida alami yang diberi nama Pepaver yang dapat membantu masyarakat dalam memutus rantai pertumbuhan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun