Mohon tunggu...
cici framita
cici framita Mohon Tunggu... Human Resources - Enjoy life

Golden road

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Revolusi Mental

29 Januari 2021   09:13 Diperbarui: 29 Januari 2021   09:32 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seruan gerakan revolusi mental pasti sudah tidak asing bagi kita. Tapi apa sebenarnya arti gerakan revolusi mental? Seruan "gerakan revolusi mental" terbagi dalam tiga suku kata yakni: 

1. Gerakan berasal dari kata gerak yang berarti peralihan tempat atau kedudukan.

2. Revolusi berarti perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang.

3. Mental yang merujuk pada watak, karakter dari manusia.

 Oleh karena itu, revolusi mental dapat kita artikan sebagai peralihan dari watak lama manusia menuju perubahan yang lebih baik. Sebab revolusi selalu merujuk pada sebuah perubahan yang lebih bermutu.

Saudara/i yang terkasih, Bapak Presiden Joko Widodo seorang tokoh besar dalam Republik ini, dalam pelbagai kesempatan sering berseru gerakan revolusi mental. Tapi apa yang hendak disasar oleh ungkapan ini, mari kita lihat lebih dalam.

Sebagai pemimpin negara, beliau hendak membangun karakter bangsa yang bermutu dan berkarakter. Sebab pada era modern ini, tantangan akan selalu berada di depan mata. Oleh karena itu, kita perlu gerakan perubahan menjadikan negara dan masyarakat lebih siap. Bapak Presiden Joko Widodo dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) hendak memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan mengacu pada tiga pilar yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong.

  1. Integritas: sebuah komitmen dan sikap kejujuran yang harus diterapkan dalam kehidupan.
  2. Etos kerja: adalah semangat yang kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal dan berusaha untuk mencapai kualitas kerja
  3. Gotong royong: berarti bekerja sama dengan yang lain untuk mencapai hasil yang didambakan

Ketiga hal ini merupakan satu kesatuan yang erat dalam membangun karakter, ketertiban dan kesejahteraan bersama dalam ditengah globalisasi. 

Generasi muda...!

Gerakan revolusi mental sudah lama diserukan, apakah kita sudah berjuang dalam gerakan ini? 

Saya yakin " sudah", tapi apakah sudah cukup? saya yakin belum. Generasi muda mari berbuat! Sebab kitalah  anak-anak bangsa yang akan menjadi pilar bangsa yang nantinya akan melanjutkan estafet perjuangan dan kepemimpinan negeri tercinta ini.

Generasi muda mari mengasah keterampilan dan kreatifitas dalam bidang kita masing --masing sebagai sumbangsi aktif dalam membangun bangsa, serta tidak lupa menjalin interaksi yang harmonis dalam keluarga, pekerjaan maupun dalam lingkungan masyarakat, sehingga kita dapat tumbuh secara sinergis, menuju cita-cita bersama, yakni bangsa yang bermartabat, modern, maju, adil dan sejahtera berlandaskan Pancasila.

Gerakan ini dapat kita mulai dengan membentuk karakter yang kuat dan bermutu secara intelektual serta mau berjuang dalam mengejar tujuan hidup yang lebih baik, baik secara jasmani maupun secara rohani. Sehingga kita dapat hadir menunjukkan kreativitas sebagai anak-anak bangsa yang peduli dan bertanggungjawab.

Generasi muda....!

Percayalah dengan segala kemampuan yang kamu punya! Tetap berjuang dan selalu rendah hati, dan jujur dalam tindakan. Sebab itu semua akan menghantarmu pada revolusi mental yang berdaya juang dalam menghadapi perubahan global.

Generasi muda mari berubah! 

Tanggalkan mental instan dan sikap apatis, kenakan  semangat juang dan keberanian dalam mewujudkan cita-cita bangsa, dan tidak lupa untuk takut akan Tuhan sebagai pemberi hidup. Semoga kita dapat menjadi generasi-generasi yang siap diandalkan dan dihujani lautan jempol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun