Suara tepuk tangan dan jabat tangan aku dapatkan setelah nya. Aku memberi tahu orang tua ku saat itu.
Mereka bangga terlihat sekali dari cara bicara dan tatapan nya.
Tapi aku merasa sedih karena keadaan ku. Mama, dan Bapak sudah bercerai. Aku hanya mengandalkan diri pada kemampuan ku.
Aku belajar lebih dalam mengenai apa yang memang aku sukai. Tentang Ilmu kepenulisan dan juga beberapa Kesenian yang menarik perhatian ku.
Aku belajar bermain gitar sesekali aku memberanikan diri untuk tampil di deoan guru dan teman-tema. Juga, disaat perayaan perayaan sekolah lain nya.
Jika di bilang mahir, tentu tidak. Aku hanya sebatas tahu dan biasa saja. Percaya Diri itu penting, apapun yang kamu laku kan, harus dibarengi dengan rasa percaya diri.
Terkadang, saat Presentasi di depan Kelas aku slalu di ingin kan teman-temab. Karena pertanyaan yang slaku menjebak dan jawaban yang slalu menarik membuat mereka ingin satu kelompok dengan kuÂ
eringkat ku menurun waktu itu, karena memang saingan ku lebih banyak. Peringkat hanya lah sebuah apresiasi yang terpenting adalah bagaimana kita mau belajar dan berupaya untuk menyalurkan nya.
Cita-cita ku dulu, ingin menjadi seorang Guru. Ya, Cita-Cita yang umum dan di inginkan kebanyakan anak. Tapi, guru tentu harus punya pendidikan tinggi dan rasa sabar yang ekstra. Semua nya tidak ada pada ku.
Apalagi ditambah dengan kendala biaya  membuat ku mengurungkan niat dan menjalani kehidupan dengan alur nya.
Aku sekarang sudah menikah, bahkan sudah mempunyai 2 orang anak yang sangat lucu dan menggemas kan. Jika di tanya apakah sayang dengan ilmu ku? Ya, aku begitu sayang. Namun, kembali lagi semua manusia punya jalan nya masing-masing.