Mohon tunggu...
Cici Zuhriah Irfan
Cici Zuhriah Irfan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pascasarjana - IAIN Pare-pare

Mahasiswa Pascasarjana komunikasi Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iklan sebagai Media Dakwah atau Media Konstruksi Realitas?

5 Januari 2024   08:01 Diperbarui: 5 Januari 2024   08:03 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam adalah agama dakwah yang berisi tentang petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang beradab, berkualitas, dan selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju untuk menjadi sebuah tatanan kehidupan yang adil. Sebuah tatanan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran.

Istilah dakwah dalam agama Islam nampaknya tidak asing lagi, bahkan sudah dapat dikatakan popular sekali di kalangan masyarakat saat ini. Namun demikian yang sering kita jumpai sekarang bahwa istilah dakwah oleh kebanyakan orang diartikan hanya sebatas pengajian, ceramah, khutbah, atau mimbar seperti hal nya yang dilakukan oleh para mubaligh, ustadz, atau khatib. Dakwah sering diartikan sebagai sekedar ceramah dalam arti sempit. Kesalahan ini sebenarnya sudah sering diungkapkan, akan tetapi di dalam pelaksanaannya tetap saja terjadi penciutan makna.

Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak. Namun untuk membentuk kondisi umat Islam yang baik, baik secara individu maupun komunitas masyarakat, aktifitas dakwah dituntut untuk mengunakan metode berdakwah yang tepat dan epektif. Meskipun tugas seorang da'i hanya untuk menyampaikan, sedangkan masalah hasil akhir dari kegiatan dakwah tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, akan tetapi sikap ini tidak menafikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan dakwah yang dilakukan. Metode dakwah juga merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah strategis dakwah yang telah ditetapkan. Hal tersebut merupakan bagian dari startegi dakwah.

Dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya kehidupan umat Islam, telah diketahui bahwa dakwah mempunyai kedudukan yang amat penting. Dengan dakwah, dapat disampaikan serta dijelaskan mengenai ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga mereka dapat mengetahui mana yang benar (haq) dan mana yang salah (batil). Peranan dakwah bukan hanya sebatas agar umat dapat mengetahui dan membedakan tetapi dakwah juga dapat mempengaruhi masyarakat untuk bisa melaksanakan hal-hal yang baik serta dapat menjauhi apa saja yang tidak benar yang terjadi dalam masyarakat. Sekiranya ini dapat diwujudkan dalam masyarakat Islam, sudah tentu hasrat kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.

Dakwah adalah proses mengkomunikasikan materi atau pesan-pesan dakwah kepada mad'u atau sasaran dakwah yang disertai dengan Upaya untuk mempengaruhi dan meyakinkan bahwa apa yang disampaikan merupakan hal yang benar. Karena dakwah merupakan kegiatan komunikasi maka tentu seorang dai harus memahami aspek-aspek  yang dapat menujang efektivitas pelaksanaan dakwah tersebut.

Perkembangan media teknologi saat ini haruslah menjadi perhatian pada dai. Kemunculan berbagai media massa dan media teknologi harus dipandang sebagai sebuah media yang dapat menjadi saluran dalam menyampaikan dakwah kepada msyarakat. Adanya pergeseran nilai yang terdapat dalam Masyarakat sebagai suatu dampak perkembangan menjadi hal yang patut diperhitungkan. Aktivitas dakwah yang awalnya dilakukan dari mimbar ke mimbar kini telah berubah. Media dakwah menjadi lebih luas dengan memanfaatkan media massa dan media teknologi saat ini. Dai dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan dakwahnya melalui media baru. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu tantangan dai dalam pelaksanaan dakwah.

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan dakwah Islam. Pemanfaatan media dalam pelaksanaan kegiatan dakwah memungkinkan komunikasi antara Da'i dan Mad'u atau komunikator dan komunikan menjadi lebih dekat dan lebih efektif. Oleh karena itu eksistensi media menjadi hal yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pelaksanaan dakwah. Iklan  merupakan  salah  satu  bentuk  promosi  yang  paling  dikenal  dan  paling  banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen  promosi  yang  sangat  penting,  khususnya  bagi  perusahaan  yang  memproduksikan barang  atau  jasa  yang  ditujukan  kepada  masyarakat  luas.

 Pada abad ini, media massa yang menjadi salah satu media yang masih eksis memiliki peranan penting dalam pelaksanaan dakwah Islam. Iklan menjadi salah satu media yang digunakan untuk berdakwah. Iklan sebagai media dakwah saat ini dapat dijumpai di media televisi. Hal ini dilihat dari Dakwah Islam yang disisipkan melalui iklan-iklan dengan berbagai macam produk industri, makanan, pakaian, kosmetik dan segala macam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Namun, seiring berkembangnya produksi periklanan, tujuan dakwah yang diselipkan dalam iklan mulai bergeser.

Iklan merupakan salah satu bentuk pemasaran yang bertujuan untuk mempromosikan produk kepada khalayak sasaran agar produk tersebut diterima dan dikonsumsi oleh konsumen. Oleh karena itu, iklan menampilkan sebuah realitas yang dekat dengan khalayak sasaran dan memunculkan nilai baik dari sebuah produk. Menurut Giacardi, iklan adalah acuan, artinya iklan merupakan diskursus tentang realitas yang menggambarkan, memproyeksikan dan menstimulasi suatu dunia mimpi yang hiperrealistik. Iklan berusaha menciptakan sebuah realitas namun  realitas tersebut berbeda dengan realitas yang ada di masyarakat.

Kaum kapitalis cenderung hanya menjadikan dakwah sebagai salah satu daya tarik iklan. Dakwah yang saat ini dijadikan komoditi bahkan tidak memperhatikan tujuan dakwah yang sebenarnya. Kaum kapitalis atau pengiklan cenderung lebih fokus pada cara untuk memikat konsumen tanpa memperhatikan konstruksi realitas yang telah terbentuk dalam iklan.

Menurut Idi Subandi Ibrahim, perkembangan trend mode berpakaian yang menjadi ciri sebagai umat muslim kini dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, tidak jarang ditemui iklan yang mengangkat tema keagamaan dengan mentrasformasikan simbol-simbol dan ritus-ritus yang diyakini sebagai refresentasi kesalehan. Simbol-simbol keagamaan tersebut yang kemudian dapat dilihat telah didaur ulang oleh para kapitalis lewat industri media massa. Trend hijab yang saat ini banyak dijadikan sebuah acuan oleh para pengiklan merupakan salah satu contoh konkrit dalam perkembangan media massa. Trend hijab digunakan sebagai penarik daya pikat khalayak sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun