Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Retorika (RCTI, Tempo) Menuntut Youtube, Instagram, dan Beberapa Platform Lainnya

28 Agustus 2020   23:23 Diperbarui: 29 Agustus 2020   12:11 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kreativitas acara dibeberapa media berdasarkan pasar tahun yang ketinggalan. Ini lebih mengarah ke arah personal dari media tersebut, sehingga dalam penyampaian berita akan memuat sekat pada penyampaian berita. Kita dapat melihat dengan pola pemikiran media dari beberapa tahun, waktu aku kecil kita sering menonton konten yang dimana baik akan selalu menang dibandingkan jahat.

Begitu pula dengan mistisisme yang dibangun media ditengah publik akan memuat publik merasa mistisisme melekat dalam budaya tanah air. Tentunya peralihan mengenai mistisisme dibawa media dengan hubungan sosial serta lainnya. Tidak disalahkan sebagian pola masyarakat Indonesia menuntut padanya percaya pada mistis. Padahal dalam agama lebih jelas mengenai hal tersebut. 

Pendepatan media masih tetap dikatan cukup baik dibandingkan platform. Persaingan sesama media tidak ditakutkan lagi dalam jumlah besar pendapatan iklan dari media bisa dihitung sekitar 180 triliun, jauh dibandingkan platform yang hanya 1/10 dari media sekitar 10 triliun.

Tentunya dengan proses yang dimiliki media lebih banyak mengeluarkan pengeluaran dibandingkan platform. Biaya proses dari platform dapat dikatakan kecil, karena platform hanya menyediakan aplikasi sedangkan media akan membiayai operasional berupa penerbitan karya, proses peliputan, serta menggaji karyawan yang dimiliki.

Namun dari semua media yang sudah besar, masih ada media kecil yang melihat pasar. Seperti media platform yang lebih mengkaji tentang permasalahan sosial, berupa peliputan pekerjaan, prespektif media dalam menilai kebijakan.

Media yang kecil akan menjadi besar ketika teta[ mempertahankan nilai fungsional dari jurnalism. Menurut penulis sendiri, media media platform berdiri asas sendiri tanpa memegang kekuasaan dan tetap memperlihatkan nilai esensi dari jurnalisme sesungguhnya.

kesimpulan dari penulis sendiri bisa dapat dikatakan, sebagai media tentunya harus mempertahankan ideologi dari masing-masing media. Membuat kreativitas yang mengikuti pasar tentu akan tetap bertahan dalam bisnis media. Serta dengan memberikan prespektif yang beda dari mainstream media sampaikan dengan batasan tidak melanggar dari nilai-nilai jurnalism.

Penulis juga ikut berperan walaupun masih belum di katakan aktif menyampaikan informasi kepada hal layak publik. Pasar akan menentukan siapa yang bertahan dalam bermain di media. Tentunya dengan pendirian yang kokoh dan goyah semangat jurnalisme akan membuka mata Indonesia dalam melihat suatu hal.

salam jurnalis, salam pena, salam indepen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun