Hai, gimana kabar?, Semoga sehat selalu. Kali ini penulis akan membahas mengenai penyakit mental. Nah banyak dari kita tentu beranggapan bahwa penyakit mental adalah sebagai bahan kekurangan atau bersifat negatif. Kenapa demikian?, Kita tak bisa menyalah kan pola pikiran masyarakat yang terjadi, namun kita bisa sedikit mengubah prespektif dari penyakit mental dengan perlahan.Â
Penyakit mental bisa di kaitkan dengab penyakit jiwa dari seseorang. Hal inilah banyak yang mengaitkan kenapa banyak sekali bermunculan stigma mengenai penyakit mental. Karena selalu di kaitkan dengan penyakit jiwa atau sering disebut orang awam dengan gila.Â
Contoh yang sering kali di dengar ketika ada penderita yang bertanya tanya mengenai penyakit di alami nya dengan psikolog atau ahlinya. Selalu di pandang buruk bagi masyarakat awam hal ini lah disebut stigma. Kenapa stigma ini muncul karena pandangan masyarakat mengenai tentang pengenalan tentang diri sendiri kurang begitu paham.
Jadi biasanya para penderita disorder akan malas untuk berobat ke ahlinya atau membecirakan nya kepada ahlinya. Tak jarang juga ketika penderita ingin menceritakan selalu di cap atau di pandang buruk. Hal ini berdampak buruk bagi penderita. Karena penderita akan bertanya-tanya dan lebih suka untuk mengurung diri. Tak jarang juga akan berdampak fatal seperti bunuh diri dan lain lainnya.Â
Tak hanya stigma dari masyarakat, namun ada juga glorifikasi dari masyarakat dalam memandang disorder ini. Kenapa demikian?, Karena disorder akan di anggap hal sebagai kelebihan. Dan banyak yang menggunakan gelang atau accessories mengenai disorder ini. Hal ini sebagai identitas suatu yang bersifat eksistensi atau di sebut juga dengan lagu trend nya.Â
Nah hal ini juga berdampak buruk bagi penderita. Kenapa demikian?, Para ahli akan kesulitan membedakan mana yang disorder asli mana yang hanya sebagai embel embel indentitas saja. Dan ini juga berdampak bagi para penderita, sehingga banyak yang bermunculan dengan self diagnose. Atau mengatakan sendiri bahwa dia sedang mengalami penyakit tersebut.Â
Tak perlu di salahkan namun kita harus sedikit mengubah prespektif di kalangan banyak ini. Nah bagi kalian yang sedang penderita, cobalah untuk memberanikan diri ke psikolog. Jangan sampai stigma memuat anda tertahan untuk mencapai kesembuhan.
Jangan mengurung diri sendiri terus karena hal ini akan berdampak buruk lagi. Dari strees akan menjadi depresi. Cobalah untuk menceritakan ke orang yang benar kamu percayai kenapa demikian. Hal ini akan mengurangi sedikit masalah yang anda Bebani sekarang. Memang terkadang kehidupan memiliki kapasitas masalah yang berbeda.Â
Hal inilah perlu untuk berbagi (menceritakan) ke teman teman yang anda percayai. Sedikit membagi pengalaman dengan teman anda, dan memungkinkan juga untuk menemukan atau menyelesaikan masalah sedikit demi sedikit. Nah jadi buat lah kepercayaan diri anda kembali lagi. Dengan berbaur dengan sosial akan sedikit mengurangi penderitaan yang di alami bahkan melupakan masalah yang sedang terjadi. Karena sejatinya manusia adalah mahluk sosial.Â
Bagaimana ketika lingkungan anda mengalami stigma dan glorifikasi tersebut ?, Hal ini kita perlu sedikit berpikir sendiri maksud nya jangan jadikan lingkungan sebagai hambatan buat sembuh. Dengan pindah atau dengan sedikit menyekat lingkungan tersebut. Kenapa demikian? Karena akan berdampak buruk jikalau terus di biarkan bagi anda sendiri. Dan cobalah untuk membaca atau mencari cari referensi mengenai disorder tersebut. Karena dengan menambah wawasan kita dapat mengkritisi suatu hal yang dialami sekarang.
Dan buat anda yang mempunyai teman atau kerabat yang mengalami masalah tersebut. Cobalah untuk memahami dan membantu penderita tersebut. Jangan sampai kita menjadi stigma atau mengglorifikasi tentang disorder tersebut. Perlu kita pahami bersama dengan mengkritisi suatu permasalahan kita bisa mentoleransi suatu tersebut. Hal ini perlu untuk berbijak mengenai hal tersebut. Dengan menambah wawasan dengan disorder kita dapat mengatasi dan membantu teman kita sedang mengalami nya.Â
Buat penderita "keep fighting, give a your smile to the world" ya mungkin itu kata sedikit memotivasi bagi penderita. Kita tidak punya perbedaan namun sedikit hal yang merasakannya. Mungkin itu dari penulis jikalau ada kesalahan dalam diksi atau pemahaman penulis juga butuh ilmu untuk dikritisi bersama. Silahkan share ke teman teman anda jika merasa perlu untuk di sampaikan. Wassalamu'alaikum wr. Wb , omswastyastu, Salam kebajikan, semoga tuhan memberkati kita semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H