Dunia secara tidak langsung memberi sungkawa terhadap kematian anda. Hal ini mengapa dunia terkadang bullshit. Jadi kenapa memikirkan masalah dunia, cobalah untuk berpikir bagaimana cara untuk berbahagia di dunia ini. Kenapa demikian, air mengalir akan mengerus batu yang di sungai.Â
Dan air itu tidak sekeras batu tetapi mengapa dia bisa memecahkan batu tersebut. Karena air mengalir dengan tenang nya dengan aliran yaa ada hambatan. Hambatan itu tetap dilalui dengan aliran air tersebut perlahan lahan batu itu akan terkikis dan kemudian menghilang.Â
Hal ini sama juga terhadap masalah yang anda lalui sekarang. Jangan anda membuat bendungan terhadap air tersebut karena kita tak pernah tau kapan bendungan tersebut akan bertahan lama.Â
Dan dari seorang yang lebih tua mengatakan "masalah akan selesai jikalau kita melalui nya dengan bersama-sama inilah mengapa tak semua masalah bisa diselesaikan dengan sendirinya. Karena manusia sesungguhnya hidup secara sosial. Walaupun semandiri apapun manusia, dia akan membutuh kan bantuan.Â
Banyak orang menertawakan orang lain terhadap insecure. Dan ini menjadi kan tidak lucu ketika dijadikan bahan lawakannya. Kenapa demikian, itu akan memperburuk bagi penderita insecure tersebut.Â
Dan menjadikan dia sebagai pendorong untuk bunuh diri. Karena penderita akan beranggapan bahwa "tak ada lagi yang peduli akan dirinya, lebih baik saya mati saja" jadi jikalau anda mempunyai teman atau apapun itu di sekitar anda.Â
Cobalah untuk mendengarkan masalahnya dan cobalah untuk membantu menyelesaikan masalah nya. Bukan kah berat akan terasa ringan jikalau di pegang bersama. Jadilah manusia yang memanusiakan manusia. Karena manusia adalah ciptaan tuhan, dan manusia juga hamba dari Tuhan.Â
Penulis sedikit memberi semangat kepada penderita "keep fighting, the world be small if your success in future" Dan juga untuk MANUSIA "don't be judge people with a problem, but give people spirit and solution".Â
Sekian dari penulis , semoga bermanfaat jangan pikirkan lagi masalah yang ada dunia. Tetaplah menjadi manusiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H