Mohon tunggu...
Serafica Gischa
Serafica Gischa Mohon Tunggu... -

write adict | photograph adict | music adict | vintage lover | and Love You :D

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kalahkan Takut untuk Berwiraswasta

13 Maret 2013   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:50 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Buang rasa takut itu dulu. Karena rasa takut dalam diri itu adlah musuh terbesar bagi calon wiraswasta “

Bapak berumur 40 tahun ini bernama Suwarno. Seorang wiraswasta yang sudah menjalani usaha sebagai wiraswasta lebih dari sepuluh tahun. Banyak sekali pengalaman yang dia petik saat menjalani profesinya sebagai usahawan berupa Percetakan Buku. Pengalamannya yang sudah hampir 15 tahun di sebuah perusahaan Tiga Serangkai waktu itu menjadi bekal beliau untuk menjadi usahawan.

Perusahaan yang dia bangun berupa CV, yang diberi nama CV Prameswari Mukti. Kantor ini terletak tidak jauh dari rumah beliau. Dengan senang hati, beliau menyempatkan dirinya untuk sekedar bercerita mengenai pengalamannya kepada penulis seputar dunia kewiraswastaan.

Awal mula berwiraswasta, Pak Warno begitu panggilannya, hanya memiliki modal hasil menjual mobil sedan Civic Wonder dan pesangon dari perusahaan. Setelah berjalan beberapa tahun mengalami manis dan pahitnya sebagai usahawan.

“Ya bisa dikatakan kalau sebuah grafik itu mungkin ini masih dilevel bawah, masa-masa keemasan itu ya antara 2001 hingga 2006. Ya itu karena kompetitornya belum terlalu banyak. Kalau sekarang ya ini sudah banyak…….” Jelas Pak Warno dengan gayanya yang sangat santai.

Bahkan beliau juga menambhakna bahwa saat itu sales pun masih sangat mudah untuk bermitra bersama. Pak Warno bisa dibilang usahawan sejati karena beliau mengatakan bahwa sampai sekarang dan selamanya akan berwiraswasta, karena memang dari awal beliau sudah meniati diri untuk berwiraswasta.

Banyak sekali pertimbangan yang diambil oleh Pak Warno untuk memilih wiraswasta dari pada bekerja dengan perusahaan lain. Jabatan atau penghasilan yang tidak mungkin sama didapat pada perusahaan lain menjadi salah satu alasannya. Ketika ditanya apakah memiliki niatan mencoba berwiraswasta jenis yang lain dengan santai Pak Warno mengungkapkan bahwa peralihan itu tidak akan dilakukan 180 derajat. Hanya bagaiman beliau memilih ekspansi ke jenis yang lain, karena usaha yang sudahdirintis mengalami penurunan.

Saat ditanya mengenai pahit manisnya pengalaman saat merintis usaha percetakannya dengan berbinar dan semangat Pak Warno menceritakannya dengan detail. Jelasnya, saat tahun 2000 merupakan tahun pertama merasakan pait. Artinya belum punya pasar, masih mencari pasar. Harus menghubungi teman-teman untuk menjadi mitra, bagaimana caranya memenejemen. Manisnya itu yan setelah 2001 sampai 2006 karena produk yang dihasilkan Pak Warno sudah dikenal oleh orang-orang. Banyak freelance yang menghubungi dan mencari. Bahkan oplah semakin meningkat sehingga omset sudah besar bisa mencapai 600juta dalam sekali cetak. Saat itu bisa investasi apa saja. Nah setelah 2007 Pak Warno mengalami penurunan. Pintarnya sales yang mulai mencetakkan naskah langsung tanpa membeli buku sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat juga. Hingga membuat ketidakseimbangan pada operasional dan omset.

Selain percetakan buku yang sedang dijalaninya, Pak Warno juga memiliki usaha sampingan dengan menjual Keripik Pedas (konsumsi) sebagai pendamping percetakannya yang sedang mengalami sedikit penurunan. Untuk saat ini Pak Warno tidak ingin meninggalkan percetakannya, karena untuk saat ini percetakannya masih memiliki pasar dan memiliki partner sehingga Pak Warno berusaha untuk focus kedua-duanya.

“namun, fokus pekerjaan itu akan teralihkan sendiri ketika kita mengetahui salah satu dari usaha kita mengalami peningkatan sangat pesat, sehingga mau tidak mau kita harus memilih untuk lebih focus ke hal yang mana…”

Denga gayanya yang sangat santai dan banyak bercanda, Pak Warno memberikan saran pada calon-calon usahawan untuk selalu semangat. Dengan suaranya yang sangat khas, Pak Warno mengatakan bahwa pertama kita harus mengalahkan rasa takut untuk memulai. Karena rasa takut adalah musuh pertama yang harus dikalahkan.

“seperti yang saya alami waktu itu, bahwa saya harus buang fikiran saya yang sudah bergantung dengan gaji sekian, tidak pernah merasa pait atau rugi…” celotehnya sambil tertawa.

Kemudian kedua betul-betul menguasai manajemen, artinya perhitungan-perhitungan pasar harus betul-betul dikuasai. Memang usaha yang sudah jalan itu memang enak.

Jjangan mudah menyerah, yang jelas sebagai wiraswasta harus dibuang jauh-jauh pemikiran sebagai pegawai negri.

“Karena wiraswasta itu kadang pendapatannya bisa melebihi pegawai negri, kadang juga tidak amalahn jauh dibawah pegawai negeri. Meskipun awalnya tidak punya jiwa wiraswasta tetapi karena kemauan dan niatan, jiwa wiraswasta itu akan muncul dengan sendirinya kok. Seperti saya, waktu itu saya punya anak dua lalu ada masa transisi setahun itu saya anggap ini pasti tidak ada pendapatan. Tetapi saya berani bahwa saya punya kemauan dan manajemen. Jalan ya jalan aja, dengan modal satu mobil akhirnya saya jalan”.

Setelah Pak Warno memberikan pesan-pesan dan kita-kiat menjadi wiraswasta, beliau juga mengatakan bahwa tidak selamanya menjadi wiraswasta itu penuh keterpurukan, bahkan dari berwiraswasta ini pula, banyak pengusaha-pengusaha yang menjadi pejabat tinggi Negara, begitu jelasnya denga sedikit guyonan. Semangat yang diberikan Pak Warno bisa menginspirasi calon-calon usahawan untuk tidak merasa takut memulai usahanya.

Oleh : Serafica Gischa P /100903990

Podcast : https://soundcloud.com/gischa-cicul/rekaman-serafica-gischa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun