Mohon tunggu...
Chita Wijono
Chita Wijono Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbelasungkawa di Stadion Kanjuruhan

16 Oktober 2022   21:45 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:57 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persisi seperti yang diberitakan di televisi, di depan pintu gate 13 banyak sekali tumpukan bunga, selain itu juga banyak syal yang digantung disana, bekas sepatu sebelah juga ada disana. 

Kami juga melihat tembok cor yang berlubang karena dihancurkan suporter tatkala mereka berjuang untuk bisa keluar dari  stadion.  Saya bisa membayangkan kejadian itu. Air mata saya pun meleleh dan kembali saya berdoa untuk para korban. 

Setelah selesai berdoa dan ikut berbelasungkawa, kami pulang. Memang, akan berbeda rasanya kalau kita melihat siaran televisi dengan datang dan melihat sendiri di tempat kejadian. Ikut merasakan sesak, sedih, kecewa, marah dan bermacam-macam perasaan yang kami rasakan waktu itu. 

Memang benar, kasus ini harus diusut hingga tuntas supaya semuanya menjadi jelas siapa yang bertanggung jawab atas tragedi ini.  Saya bisa membayangkan, betapa semuanya seperti mimpi. 

Dalam waktu beberapa jam saja seorang ibu kehilangan anaknya, seorang istri kehilangan suaminya, seorang ayah kehilangan anak perempuannya. 

Belum lagi para korban yang masih hidup dan harus cacat seumur hidup karena tangan atau kaki mereka bengkok karena terinjak-injak. Atau para korban yang patah tulang. Astaghfirullah 

Dari kejadian ini, bisa diambil pelajaran bahwa sebelum kegiatan hendaknya memeriksa situasi dan kondisi tempat kegiatan. Hendaknya kita semua bisa menahan diri dari emosi, hendaknya juga tidak mudah tersulut dengan provokator yang selalu ada di setiap kegiatan. Bersikap ikhlas dan menerima saat tim kita kalah juga bisa dijadikan pelajaran. Sportifitas harus selalu di nomor satukan

Semoga kejadian ini adalah yang terakhir di indonesia dan semoga dengan kejadian ini para suporter di indonesia lebih solid, mengutamakan perdamaian karena kita bersaudara dan  satu kesatuan Indonesia. 

Pray for Kanjuruhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun