Mohon tunggu...
Rizki Nur Dwi Kurniawati
Rizki Nur Dwi Kurniawati Mohon Tunggu... -

putri kedua dari dua bersaudara, cereweeeeeeeeet bangeeeet.......

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dengan Jurnalistik Kita Belajar Jadi Guru Profesional dan Terkenal

16 September 2012   12:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DENGAN JURNALISTIK KITA BELAJAR JADI GURU PROFESIONAL DAN TERKENAL

Oleh: Choirotul Lutfiyah (09110043)

Betapa bangganya seorang guru yang mendengar muridnya mengatakan “nama ibu ada di buku yang saya pelajari, apa buku ini ibu yang buat?”. Guru itu dengan tenangnya menjawab “iya buku itu ibu yang buat”. Dengan girangnya anak itu berlari keteman-temannya dan berkata “teman-teman ibu guru kita namanya ada dibuku paket yang kita pelajari”. Teman-temannyapun langsung banyak yang menyahut “O ya! Mana-mana? Wah iya ibu ini hebatnya bisa ngarang buku segini tebalnya”

Dari sepenggal cerita diatas ternyata untuk menjadi guru yang bisa dikenal tidaklah sulit, dengan memiliki kepandaian menulis kita sudah bisa menjadi orang yang terkenal. Mungkin pertama berawal hanya dari murid-murid yang sering kita jumpai. Tapi jika kita dengan sabar dan telaten untuk sering menulis bisa jadi buku yang kita tulis bisa diterbitkan di toko-toko buku terkenal. Sehingga tanpa sadar kita menjadi penulis buku yang terkenal.

Namun kebanyakan orang sekarang, budaya menulis terutama menulis karya ilmiah sangatlah menurun. Penyebab rendahnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah, yaitu: (1) kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah, khususnya menulis artikel ilmiah, (2) terbatasnya sarana bacaan ilmiah terutama yang berupa majalah ilmiah atau jurnal, (3) belum tersedianya majalah atau jurnal di lingkungan sekolah atau dinas pendidikan kabupaten yang bisa menampung tulisan para guru, (4) masih terbatasnya penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan baik pada tingkat nasional, tingkat provinsi maupun pada tingkat kabupaten, dan (5) masih rendahnya motivasi guru untuk mengikuti lomba menulis karya ilmiah.

Menulis itu ibarat pisau yang tajam. Bila tidak terus diasah, akan mengakibatkan pisau menjadi tumpul dan berkarat. Oleh karena itu menulis adalah sebuah keterampilan yang harus dikuasai, karena melalui proses yang cukup panjang. Tidak sekali jadi. Semua berproses, melalui latihan dan latihan langsung praktek sehingga tulisan yang dibuat menjadi bermakna bagi yang membacanya. Perlu sebuah kreativitas untuk menulis yang enak dibaca dan bermanfaat. Kreativiats muncul, bila terus didorong melalui berbagai latihan, termasuk latihan menulis.

Kalau guru ingin anak didiknya pandai menulis, maka guru itu harus memulainya dari dirinya dulu. Guru akan merasakan bagaimana sulitnya memulai menulis. Bila menulis sudah sering dilakukan oleh para guru sendiri, maka guru akan merasakan nikmatnya menulis. Mengapa? Dengan makin sering menulis, guru akan dapat membuat sendiri bahan atau materi yang akan diajarkannya kepada anak didiknya. Bila tulisannya bagus dan sudah banyak, maka akan dapat menjadi sebuah buku pelajaran yang layak untuk dicetak, dan diajukan ke penerbit prfesional. Guru pun akan mendapatkan royalty buku setiap tahunnya.

Nah wahai para calon guru profesional mari kita tingkatkan budaya banyak membaca agar kretivitas menulis semakin tajam bak bisau yang terus menerus diasah. Dengan kepandaian menulis kita bisa membuat buku pelajaran untuk anak didik kita sendiri agar kita dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif sesuai tingkat kebutuhan anak yang kita didik .

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun