=========================================================
Tak biasanya kau berbaring seperti ini
Plafon itu terus saja kau tatapi setiap hari
Apa memang tiada lagi lanskap lain yang lebih indah
Untuk kau tatap di hari-hari akhir?
Ada apa dengan tangan ini?
Tidakkah ia sekukuh tempo hari?
Tak bisakah ia membelai kepalaku lagi?
Dan kaki ini?
Tak bisakah ia berjalan ke arahku lagi seperti dahulu?
Kenapa beban-bebanmu harus kau pikul sendiri?
Padahal, beban-bebanku kemarin sore kau pikulkan pula seorang diri
Pagi hingga kelam malam kau piara ini diri
Dibesarkan sepenuh hati
terus, mata ini, sang penatap setia plafon yang samar
Mungkin memang tak ada lagi kemungkinan
Mata yang dulu selalu tertuju padaku
Sekarang bahkan tak bisa mengenaliku lagi
=========================================================
 Follow aku di Kompasiana ya ^^ like dan komen juga, terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H