Mohon tunggu...
Chyntia MB
Chyntia MB Mohon Tunggu... -

Ordinary Lady with Extraordinary Life

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rinai Hujan Basahi Aku

19 Januari 2011   03:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepotong lirik lagu milik Utopia, sesuai dengan keadaan Jakarta di pagi hari ini.

Setengah perjalanan menuju kantor, tiba-tiba hujan turun cukup deras disertai angin.
Masih ditemani Iweth dan Ari cuap-cuap di Hardrock FM, saya terus melaju berharap bisa cepat sampai ke kantor, mumpung hujan.

Selalu ada hubungan baik antara hujan dan kemacetan.
Saya membayangkan seandainya bisa seperti di film "Bruce Almighty", bedanya disana Jim Carrey menggunakan kekuatan dari Tuhan, kalo saya kekuatan dari hujan.
Saya berandai seketika jalanan sepi oleh pengendara motor karena mereka harus meneduh terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan, pada saat itulah saya lewat, huhuy.

Memang benar jalanan sepi motor, tapi hanya sesaat.
Setelah itu, warna warni plastik berseliweran sana-sini.
Pasukan bermotor lengkap dengan peralatan perangnya siap menembus hujan di jalanan Jakarta.

Saya sangat menghormati dan berterimakasih pada para pengendara motor yang menggunakan atribut keselamatan dengan benar, bukan hanya formalitas yang penting kelihatan nempel di badan.

Seperti penggunaan jas hujan yang aman dan nyaman. Tidak hanya bagi dirinya, tapi juga bagi pengguna jalan yang lain.
Kalo melihat jas hujan yang hanya berbentuk plastik yang tengahnya dilubangi untuk kepala, yang kalo jalan berkibar-kibar macam bendera, saya hanya berdoa semoga si pengguna tidak jatuh dan tersangkut-sangkut jas hujannya sendiri. Karena saya sudah sering melihat kejadian seperti itu. Jelas bukan hanya dia yang apes karena jatuh, otomatis yang di belakangnya juga akan tersendat perjalanannya.
Mending kalo jatuhnya sendiri, kalo sebelahnya ketiban lalu ikutan jatuh, atau yang di belakang ngerem mendadak lalu jatuh juga?

Mungkin sama seperti saya, semua pekerja malah ingin lebih cepat sampai ke kantor ketika hujan (lebih enak cepat sampai ke rumah sih, tapi berarti bolos donk, hehehe). Setelah sampai kantor, bisa leyeh-leyeh mempersiapkan pekerjaan, sambil minum yang hangat-hangat, dan beredar di Kompasiana. Walaupun ruangan ber-AC, tapi kehangatan lebih berasa, mungkin karena banyak orang :)

Keinginan untuk cepat tiba di kantor itulah yang membuat pengendara motor malah makin kencang narik gasnya saat hujan. Ngeri membayangkan mereka masih nyelip sana-sini di jalanan licin, pake jas hujan berkibar-kibar, mana daerah saya itu kontainer melulu lawannya. Dan bukan suatu hal yang aneh tiba-tiba di tengah jalan raya yang merupakan jalur utama lalu lintas tiba-tiba ada lubang seperti habis kejatuhan meteor. Kalo musim hujan, lubang-lubang itu tergenang air yang membuat tidak kelihatan kalo itu lubang, maka kalo ngebut ya siap-siap aja kejadian.

Kesehatan itu semakin berharga jika kita sudah merasakan bagaimana sakit.
Begitu juga dengan keselamatan.
Sepertinya semakin lama, keselamatan menjadi sebuah pilihan hidup.
Walaupun musibah apapun sudah digariskan oleh Tuhan, tapi g ada salahnya kita menjaga untuk diri kita sendiri dan juga untuk orang lain. Diri sendiri aja g mau rugi, apalagi orang lain :)

Kalo bukan mulai dari kita, dari siapa lagi :)

*selamat bekerja di suasana yang bikin ngantuk*

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun