"Lalu kamu selama ini kemana aja?" Rafli memegang jemari gadis 25 tahun itu, tangannya begitu dingin dan kulitnya terlihat agak pucat.
Kiara hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Rafli dan melepaskan genggaman tangan pria 28 Tahun itu.
"Dokter Rafli!" Terdengar suara pria memanggil dari arah belakang Rafli, ia sontak menoleh ke arah suara.
"Hai...Dokter Arman, baru selesai?" tanya Rafli.
"Iya nih, lah dokter ngapain disini sendiri, belum pulang?" heran.
"Aku sama...." Rafli menoleh ke arah Kiara, tapi wanita itu sudah tidak ada di tempat. Matanya mencari ke segala arah, namun tak dapat menemukan Kiara.
"Cari siapa, gak di ganggu hantu kan Dok? hehehe, bercanda. Ayo pulang!" ajak Dokter seniornya. Akhirnya mereka pulang dengan mobil masing-masing. Tapi Rafli pulang dengan membawa banyak pertanyaan di dalam benaknya tentang Kiara."
***
Rafli membuka sosial medianya, membaca kembali obrolan ia bersama Kiara beberapa bulan yang lalu. Melihat akun Kiara yang sudah lama tak aktif. Status terakhirnya lima bulan yang lalu, dan sejak itu tak pernah ada kabar lagi darinya. Mereka saling mencintai hanya Kiara sangatlah tertutup, tiga bulan menjalin kasih tapi gadis pujaannya itu tak pernah mau video call dengannya. Alasannya nanti saja bertemu langsung, biar special. Selama berpacaran mereka belum pernah bertemu, Rafli yang sangat sibuk sebagai Dokter muda di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta belum sempat datang menemui gadis pujaan hatinya ke Solo Jawa Tengah.
Pagi ini melewati ruang ICU, ia menemukan dua tangkai bunga ester kuning tergeletak di depan pintu. Dokter muda itu mengambilnya, karena ia teringat dengan gadis yang dicintainya. Kiara sangat menyukai bunga ester kuning. Tak lama ia dikejutkan oleh keluarga pasien yang membuka pintu, dengan wajah khawatir ia memelas.
"Dok, tolong anak saya.!"
Rafli segera menuju pasien kritis, namun ia mendapati Kiara sedang berbaring di ranjang ICU. Dengan hati yang begitu hancur ia sekuat tenaga dengan rekan medis lainnya berusaha semaksiamal mungkin untuk menyelamatkan Kiara. Namun kali ini gagal, Kiara menutup matanya di hadapan Pria yang sangat dicintainya. pertemuan yang diharapkan bahagia selama ini berujung dengan derai air mata dan sakit yang tak terkira.
Rafli membaca riwayat menyakit Kiara, ternyata gadis itu mengidap penyakit Demensia. Dokter muda itu menemui orang tua kiara, dan bercerita tentangnya bersama Kiara. Ibu Kiara bercerita tentang sakit anaknya selama ini, dan lima bulan terakhir sakitnya bertambah parah, ingatannya semakin memburuk. Ibu kiara memberikan sebuah buku diary milik Kiara pada Rafli.
Rafli membaca lembar demi lembar tulisan Kiara, semua berisi ungkapan perasaannya untuk Rafli, dan dihalaman terakhir ia mendapati tulisan "Rafli I love U" berbaris baris, hingga lembar terakhir, dan akhirnya tangisan Rafli pecah seketika, tak terbendung lagi.
**TAMAT**