Mohon tunggu...
Chy Cici
Chy Cici Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Wanita biasa

“Tak perlu menjelaskan tentang dirimu pada siapapun, karena yang mecintaimu tidak membutuhkan itu dan yang membencimu tidak akan mempercayai itu” – Ali bin Abi Talib RA –

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan, Terima Kasih Coronanya

17 April 2020   23:47 Diperbarui: 18 April 2020   00:41 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sekian banyak kabar berita yang membuat resah tentang corona, seperti halnya kematian, positif yang terjangkit, dan berita pilu lainnya. Pernah tidak terpikir sisi positif dari kehadiran virus corona?

Pada dasarnya Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya, tapi Tuhan tak selamanya memberikan hadiah dengan bungkus yang indah. Terkadang hadiah itu datang dengan bungkus yang tidak kita sukai. 

Seperti halnya kehadiran corona ini. Saat ini Tuhan begitu sayang pada kita, merindukan kita untuk bisa lebih dekat karena bisa jadi kita sudah terlalu jauh melupakan'Nya. 

Melanggar aturan-aturan'Nya dan terlalu banyak dosa lainnya yang telah kita perbuat, saatnya kini Tuhan ingin kita kembali.

Lihatlah dengan kehadiran corona, saat ini Bumi kita sedang beristirahat. Kabar baiknya polusi udara menurun dan ada perbaikan dilapisan ozon. Kebisingan kembali hening, dan Bumi menunjukan sifat aslinya yang ramah.

Pic by Ariwibisono
Pic by Ariwibisono
Lihatlah Tuhan memberikan waktu luang pada kita untuk bekerja di rumah, hingga waktu untuk ibadah bisa lebih banyak lagi. Dan kedekatan bersama keluarga bisa kita rasakan lagi.

Lihatlah semenjak tahu bagaimana corona ditularkan. Semua orang menjadi rajin menjaga kebersihan dirinya. InsyaAllah virus menjauh bagi orang yang menjaga anggota badannya, meliputi tangan, kaki dan mulut.

Bukankah dosa juga demikian? Pintu perbuatan maksiat banyak masuk pada kita melalui anggota tubuh tersebut. Maka hendaklah kita selalu berhati-hati dalam menjaga lisan, tangan dan kaki agar kelak selamat di akhirat.

Lihatlah, begitu indahnya saat orang-orang saling membatu dan memuliakan saudaranya satu sama lain.

Dan yang terakhir, corona ini juga mau tidak mau memaksa kita untuk memilih, kita akan berperan sebagai siapa. Sebagai orang yang mementingkan diri sendirikah? Atau, sebagai orang yang mendahulukan kepentingan orang lain?

Namun sadar atau tidak wabah ini mengajarkan kita berbagai banyak hikmah, dan semoga kita bisa mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang pandai mengambil hikmah. Aamiin...

***
Teruntuk paramedis dan barisan lainnya yang berjuang digarda depan, terima kasih atas semua pengorbanan kalian, semoga Tuhan membalas semuanya dengan yang lebih indah.


Mari jangan pernah bosan berdoa dan mengetuk pintu langit dengan berbagai macam cara agar Tuhan segera mengambil kembali corona ini. Untuk semua saudaraku sebangsa dan setanah air tetap jaga iman dan jaga imun ya. Semoga saat wabah berakhir kita bisa bersua kembali dalam keadaan sehat wal'afiat. Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun