Ada beberapa larik yang terkadang sedikit menyiksa
Katanya, ia hanya menjadi beban yang menguras air mata
Coba tanyakan kembali, benarkah semua itu
Kalau iya, mengapa masih saja kau lanjutkan
Kalau tidak, mengapa tak segera saja menghapus sisa lariknya
Lagi dan lagi
Kepura-puraan masih saja merajai diri
Antara iya dan tidak masih menjadi abu-abu
Kadangkala keduanya bisa menjadi senjata makan tuan
Kadang pula, seperti sahabat yang senantiasa setia akan janjinya
Tuan, kemarilah
Bolehkah aku menitipkan segelintir larik miliknya kepada rekanmu di seberang sana
Rindunya telah mati ditikam tinta yang dipakai menuliskan tentang rekanmu
Rekanmu telah abadi dalam lariknya
Tuan, setelah larik itu tergulung kau akan membawanya dengan apa
Akankah kau masukkan dalam botol
Akankah kau selipkan di kaki merpati
Atau kau minta tolong tukang pos
Atau kau tiup agar terbawa angin
Tuan, berjanjilah padaku bahwa larik itu akan sampai pada sebenar-benar pemiliknya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI