Sudah 16 tahun lebih aku tinggal di wilayah pemerintahan kota Bekasi. Dan sepanjang yang kuketahui, penduduk aslinya lebih dekat ke budaya Betawi... Yang kalau mantenan pakai bakar petasan terus resepsi nikahnya dilengkapi hidangan pisang bertandan-tandan, bikin dodol pakai belanga besar menjelang lebaran, logat bahasanya pun dekat ke Betawi...
Tapi, yang aku heran, kenapa di sekolah untuk muatan lokal malah yang ada pelajaran bahasa Sunda? Beberapa kali bertanya ke guru di sekolah.... jawabannya sama ; Karena kota Bekasi ada di bawah wilayah pemerintahan provinsi Jawa Barat.
Nah, apakah ragam budaya musti melekat dan terpaku pada wilayah administrasi pemerintahan? Dalam pemikiranku yang awam, seharusnya tidak... Karena bukankah jumlah provinsi di NKRI ada 34... sedangkan suku/budaya/bahasa di wilayah Republik Indonesia pasti lebih dari itu....
Yang namanya muatan lokal bukankah seyogyanya sejalan dengan apa yang dimiliki dan hidup di lingkungan sekitar sekolah.... bukan dengan keharusan mengikuti aturan administrasi pemerintahan? CMIIW.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H