Industri kreatif merupakan salah satu sektor ekonomi yang terus berkembang pesat dan memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian Indonesia menuju pasar global. Dalam konteks perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia hingga tahun 2025, sektor ini diproyeksikan menjadi salah satu  pilar utama dala  pembangunan ekonomi nasional.Â
Dengan adanya bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia  produktif  semakin besar, serta kemajuan teknologi digital, Indonesia memiliki modal besar untuk menembus pasar global melalui industri kreatif.
Ekonomi kreatif di Indonesia mencakup  berbagai subsektor, mulai  dari  seni, desain, kerajinan, musik, hingga  teknologi digital. Berdasarkan  laporan  pengembangan ekonomi kreatif yang disusun  oleh  Departemen  Perdagangan, subsektor  seperti  fesyen, kerajinan, dan periklanan memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Â
Pada tahun 2023, misal nya, kontribusi PDB dari industri kreatif mencapai 1.414 triliun Rupiah atau sekitar 6,54% dari total PDB nasional.
Untuk dapat bersaing di pasar global, industri kreatif Indonesia perlu terus meningkatkan inovasi dan kreativitas. Teknologi digital memainkan peran penting  dalam memperluas  jangkauan produk-produk  kreatif  ke pasar  internasional.  E-commerce, platform media sosial, dan teknologi informasi telah memungkinkan produk-produk lokal menembus pasar global tanpa harus melalui jalur distribusi konvensional.Â
Pemerintah juga harus mendukung perkembangan industri kreatif dengan menciptakan iklim bisnis yang kondusif, menyediakan akses ke pembiayaan, serta melindungi kekayaan intelektual dari para pelaku industri kreatif.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kreatif global, membawa produk dan budaya lokal ke panggung dunia.
Dukungan kewirausahaan dan kurikulum kreatifÂ
Selain inovasi dan kreativitas, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mendorong industri kreatif Indonesia ke pasar global. Pemerintah, sektor swasta, komunitas kreatif, serta lembaga pendidikan harus berperan aktif dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan talenta kreatif. Â
Kolaborasi ini bisa diwujudkan melalui program-program yang mendukung kewirausahaan di bidang kreatif, seperti pelatihan, business coaching, dan mentoring.
 Pengembangan kurikulum berbasis kreativitas di lembaga pendidikan juga diperlukan untuk melahirkan tenaga kerja yang siap bersaing di industri kreatif, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Selain itu, program insentif untuk mendorong wirausahawan muda di sektor kreatif bisa membantu meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Dukungan Finansial
Tantangan  yang  dihadapi industri  kreatif  Indonesia  dalam  menembus  pasar  global  tidak  bisa  diabaikan. Salah satu tantangan terbesar adalah masalah akses terhadap pembiayaan. Banyak pelaku ekonomi kreatif yang menghadapi kendala dalam memperoleh dukungan finansial, baik dari lembaga perbankan  maupun  modal  ventura .
 Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dapat mendorong terbentuknya  skema  biayaan  yang  ramah  bagi  pelaku  usaha  kreatif, seperti  dana  Corporate  Social  Responsibility  (CSR)  dari perusahaan besar atau pembentukan dana abadi khusus untuk industri kreatif..
Pemanfaatan Tehnologi digital
Di samping dukungan pemerintah, sektor industri kreatif juga perlu fokus pada pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas pasar. Platform e-commerce dan media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, telah menjadi alat utama untuk memper- kenalkan produk kreatif lokal ke audiens internasional.Â
Banyak usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor kreatif yang berhasil menarik  perhatian  pasar  global  dengan memanfaatkan tren dan strategi pemasaran digital yang tepat. Hal ini memperlihatkan bahwa pelaku industri kreatif tidak lagi harus bergantung pada jalur distribusi konvensional untuk menembus pasar luar negeri.
Inovasi  Budaya Lokal
Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, industri kreatif Indonesia harus terus mengedepankan inovasi berbasis budaya lokal. Produk-produk yang menggabungkan unsur tradisi dengan sentuhan modern memiliki nilai jual yang tinggi di pasar internasional, karena menawarkan keunikan dan kekhasan budaya Indonesia.Â
Contohnya adalah batik, yang telah diakui secara global sebagai warisan budaya, atau produk kerajinan tangan dari berbagai daerah yang memiliki keunikan tersendiri. Mengintegrasikan kearifan lokal dengan teknologi modern tidak hanya memperkaya industri kreatif Indonesia, tetapi juga memperkuat citra Indonesia di mata dunia
Peningkatan kualitas dan pemahaman pasar global
Namun, keberhasilan dalam menembus pasar global juga memerlukan peningkatan kualitas produk dan layanan. Standar internasional, baik dalam hal desain, kualitas, maupun pengemasan, harus menjadi prioritas.Â
Pelaku industri kreatif perlu memahami preferensi konsumen internasional dan beradaptasi dengan standar global untuk dapat bersaing secara efektif. Selain itu, pelatihan tentang cara memasuki pasar internasional dan memahami regulasi ekspor juga penting untuk diberikan kepada pelaku usaha kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H