Ia terus mencari sekitar, ia berharap Park Jae Eon muncul di pameran tersebut. Namun hasilnya Nihil. Sampai pameran berakhir Park Jae Eon tak kunjung datang. Na-bi meneyerah.Â
Bersama teman-temannya akhirnya ia pergi menikmati makam malam. Penuh kegembiraan, ia melihat ekspresi semua teman-temannya. Sepertinya semuanya begitu puas dengan hasil karya masing-masing. Keberhasilan pameran tersebut membuat semuanya begitu senang.
Pada akhirya Na-bi pun kembali sendiri. Dengan berjalan lunglai, ia kembali ke gedung pameran untuk sekedar menikmati hasil karyanya. Saat ia berjalan menuju ruang pameran, tak disangkanya, sosok pria berdiri diam menghadap patung bersayap, hasil karya Na-bi.Â
Ia berbalik. Pria itu tak lain adalah Park Jae Eon. Ya, Park Jae Eon kembali. Ekspresi Na-bi pun langsung berubah. Berbagai umpatan kekesalan ia keluarkan. Antara sedih dan bahagia Na-bi menyambut Park Jae Eon. Na-bi sadar bahwa ia tak sanggup berpisah dengan Park Jae Eon. Begitupun sebaliknya.
Akhirnya keduanya saling mengungkapkan perasaannya masing-masing. Na-bi meminta Park Jae Eon untuk menjadi kekasihnya. "Menyesal? Kita lihat saja nanti", begitu kata Na-bi. Apapun itu, jalani saja apa yang ada sekarang. Begitulah keputusan mereka berdua. Dan akhirnya Na-bi dan Park Jae Eon pun kembali bersatu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H