Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Drakor "Navillera", ketika Masa Pensiun Bukan Akhir dari Segalanya

18 Agustus 2021   07:44 Diperbarui: 18 Agustus 2021   07:54 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: netflix.com

Pensiun adalah masa dimana seseorang harus berhenti bekerja karena masa tugasnya sudah selesai. Pensiun karena usia terjadi pada seseorang yang biasanya menginjak usia 60 tahun ke atas. Memasuki masa pensiun, seseorang mengalami banyak perubahan dalam hidupnya baik dari segi produktivitas, aktivitas, maupun penghasilan.

Begitu juga yang dialami oleh Kakek Park In Hwan (diperankan oleh Sim Deok Chool) dalam drama korea berjudul 'Navillera'. Drama yang tayang di awal tahun 2021 ini mengisahkan tentang semangat dan perjuangan Kakek Park In Hwan dalam memasuki masa purnabaktinya itu. 

Kakek Park In Hwan yang saat masih produktif bekerja sebagai pengantar surat ini, kini setelah memasuki masa pensiun setiap harinya hanya berkunjung dan berkumpul dengan teman-teman sepurnabaktinya saja. Namun tanpa disadari, lambat laun kunjungan sering ia lakukan di rumah duka. Dia harus kehilangan satu persatu temannya karena usia.

Kakek Park In Hwan yang ternyata juga menderita penyakit alzheimer ini suatu ketika tanpa disadari melewati sebuah ruangan dan melihat seseorang sedang menari balet. Kakek Park In Hwan begitu terpesona dengan gerakan balet tersebut. 

Dia teringat akan mimpinya sejak kecil. Dia sangat menyukai balet namun sang ayah melarangnya, dan mimpinya tak pernah terwujud.

Setiap hari Kakek Park In Hwan mengunjungi tempat itu hanya untuk mengagumi tarian balet. Dia hanya berdiri terdiam di balik pintu, sesekali tangan digerakannya mengikuti iringan musik. Tentu kehadiran Kakek Park In Hwan sangat mengusik sang penari balet. Dia menghampiri Kakek Park In Hwan dan menyapanya.

Sang penari balet yang bernama Lee Chae Rok (diperankan oleh Song Kang) adalah pria berusia 23 tahun yang juga sangat menyukai balet. Dia rela keluar dari Club Sepak Bola binaan ayahnya dan bertekat menjadi penari balet. Pada awalnya Lee Chae Rok sangat terusik dengan kehadiran Kakek Park In Hwan di tempat latihannya.

Bagi Lee Chae Rok, mimpi Kakek Park In Hwan adalah hal yang sangat mustahil untuk bisa diwujudkan. Apalagi ketika Kakek Park In Hwan mendaftarkan diri untuk ikut latihan balet dan Lee Chae Rok diminta menjadi pelatihnya. Bagi Lee Chae Rok hal itu sangat mengganggunya. Lee Chae Rok sangat kesal dengan keberadaan kakek tersebut. 

Namun seiring berjalannya waktu persahabatan terjalin di antara keduanya. Banyak hal yang dilakukan Kakek Park In Hwan dalam membantu mengatasi berbagai masalah Lee Chae Rok. Sisi lain, semangat Kakek Park In Hwan dalam mempelajari tarian balet begitu kuat. Beberapa gerakan dasar ia pelajari untuk melenturkan tubuhnya.

Meski banyak tentangan dari sang istri dan anak-anaknya, Kakek Park In Hwan tetap semangat berlatih balet. Meski Kakek Park In Hwan sadar bahwa di usianya itu ia tidak bisa lagi menari balet seindah Lee Chae Rok, namun tekadnya untuk bisa tampil begitu kuat.

Baginya balet bukan hanya sekedar hobi untuk mengisi waktu luang. Baginya balet adalah mimpi tertundanya. Dia ingin sekali saja dalam hidupnya, terbang menarikan Swan Lake di atas panggung dengan disaksikan ribuan penonton. Beruntung dia bertemu dengan Lee Chae Rok. Lee Chae Rok banyak membantunya untuk mewujudkan mimpi itu.

Kakek Park In Hwan adalah salah satu gambaran dari seseorang dalam menghadapi masa pensiunnya. Pensiun bukanlah akhir dari segalanya. Dengan segala keterbatasan, Kakek Park In Hwan tertatih-tatih mengejar mimpinya. Mimpi yang tertunda sedari kecil.

Meski pada awalnya alzheimer yang dideritanya dianggap sebagai penghambat, namun tanpa disadari ternyata baletlah yang bisa menyelamatkannya dari keterlupaan yang sering ia lakukan. Beberapa kali Kakek Park In Hwan meninggalkan barang bawaannya hingga terlupa arah jalan pulang. 

Bahkan di hari pertunjukannya, Kakek Park In Hwan sangat kesulitan mengingat semuanya, bahkan istri dan anaknya. Beruntung sang istri sangat penyabar dan perhatian. Dibawanya Kakek Park In Hwan ke tempat latihan dan sang kakek mampu mengingat semuanya kembali. Namun tidak dengan gerakan Swan Lake yang akan ia tampilkan.

Di menit-menit terakhir Pertunjukan Swan Lake pada Festival Navillera, Kakek Park In Hwan menyerah untuk tampil. Ia tak mampu lagi mengingat semua gerakannya. Lee Chae rok ada disamping dan menyemangatinya, "Kakek pasti bisa". Dengan gerakan yang sering dilakukan berulang-ulang setiap hari, pasti kakek akan mengingat semuanya. 

Dan begitulah yang terjadi. Akhirnya kakek bisa terbang menarikan Swan Lake di depan ribuan penonton. Rasa haru dan kagum dirasakan oleh istri dan anak-anaknya. Mereka sadar bahwa semangat dan tekad mampu mengalahkan segala keterbatasan.

Begitu mengharukannya kisah Kakek Park In Hwan ini dalam meraih mimpinya. Banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah drama korea berjudul "Navillera" terkait semangat mengejar mimpi walau sudah di usia senja. Semangat yang kuat, mampu menghantarkannya meraih mimpi yang tertunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun