Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

"The World of The Married", Kondisi Anak pada Masa Pubertas di Tengah Pertikaian Rumah Tangga

13 Agustus 2021   10:03 Diperbarui: 13 Agustus 2021   12:47 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama Korea berjudul "The World of The Married" banyak menyisakan kenangan bagi para pencinta drakor terutama di kalangan emak-emak. Bagaimana tidak, drama yang tayang di awal tahun 2020 lalu ini banyak mengisahkan problematika rumah tangga yang sebagian sangat relevan dalam kehidupan nyata.

Drama yang dibintangi oleh Kim Hee-ae (berperan sebagai Ji Sun Woo) dan Park Hae Joon (berperan sebagai Lee Tae Oh) ini memiliki rating yang cukup tinggi kala itu. Ji Sun Woo dan Lee Tae Oh adalah pasangan suami istri yang memiliki satu anak remaja bernama Lee Joon-young (diperankan oleh Jeon Jin Seo).

Pada awal episode bagaimana keharmonisan keluarga tersebut digambarkan hingga tak lama waktu berselang muncullah sosok lain bernama Yeo Da Kyung (diperankan oleh Han So Hee) yang mengusik rumah tangga tersebut. Pertikaian akhirnya terus berlanjut dengan berbagai kecurigaan-kecurigaan yang membawa keretakan dalam rumah tangga mereka.

Terlepas dari pertikaian antara Ji Sun Woo, Lee Tae Oh, dan Yeo Da Kyung dalam hubungan cinta segitiga mereka, ada pihak lain yang begitu menderita dalam memahami masalah tersebut. Siapa lagi kalau bukan Lee Joon-young. Lee Joon-young yang kala itu berada pada masa pubertas harus mengalami tekanan rumah tangga orang tuanya hingga membuatnya begitu depresi. 

Dia harus menghadapi kondisi orang tuanya yang tak lagi bisa berdamai, namun bagaimana caranya agar ia tetap terlihat baik-baik saja di depan mereka. Lee Joon-young masih saja dianggap anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Bahwa tugas dia hanyalah belajar dan patuh pada orang tua saja tanpa harus memikirkan urusan orang dewasa.

Di sisi lain, orang tua termasuk Ji Sun Woo dan Lee Tae Oh sering kali lalai akan kondisi anak yang sedang mengalami pubertas. Terkadang orang tua sering terlupa bahwa seharusnya di masa pubertas tersebutlah sang anak mendapatkan perhatian khusus hingga rasa nyaman bagi mereka agar bisa tumbuh dengan baik. 

Orang tua sering menganggap bahwa dirinya telah memahami kondisi anak dengan baik, namun tidak. Orang tua ternyata hanya memikirkan kondisinya sendiri. Beberapa hal yang terjadi pada Lee Joon-young dan mungkin juga pada anak-anak lain yang sedang mengalami pubertas di tengah pertikaian rumah tangga orang tuanya, di antaranya:

1. Bersifat Tempramental

Melihat pertikaian orang tua yang terus terjadi, membuat Lee Joon-young dan mungkin beberapa anak lain dalam masa pubertasnya cenderung mengikuti karakter orang tuanya. Sifat temperamental dan mudah marah menjadi karakter barunya. Karakter yang lucu, imut, dan menggemaskan tidak terlihat lagi pada diri Lee Joon-young dan anak pubertas lain yang mengalami broken home.

2. Kurang Percaya Diri

Cenderung kurang percaya diri hingga menarik diri dari pergaulan, itulah yang dialami Lee Joon-young dalam menghadapi masalah orang tuanya. Lee Joon-young malu karena orang tuanya diambang perceraian sedangkan di sisi lain teman-temannya memiliki keluarga yang harmonis. Lee Joon-young hampir bisa dikatakan tidak memiliki teman bermain. Kurang percaya diri membuatnya semakin tidak merasa penting dalam kehidupan orang lain, terutama di kehidupan orang tuanya.

3. Selalu Ingin Melarikan Diri 

Melarikan diri dari masalah, itulah yang sering dilakukan Lee Joon-young. Anak di masa pubertas seperti karakter Lee Joon-young ini memang cenderung bingung bagaimana harus bersikap dalam menghadapi masalah hingga melarikan diri menjadi solusi terbaik baginya. Lee Joon-young saat melarikan diri terlihat sangat jelas di episode-episode terakhir. Dia tidak ingin tinggal bersama orang tuanya lagi baik dari pihak ibu maupun dari ayah. Dia hampir menghilang selama kurang lebih 1 tahun, tentu itu dilakukannya untuk bisa menenangkan diri. 

4. Ingin Menjadi Pusat Perhatian

Ingin menjadi pusat perhatian, Lee Joon-young tunjukkan dengan cara seringnya berkelahi dengan teman-temannya. Selain itu, dengan seringnya tidak pulang ke rumah atau pulang hingga larut malam juga dilakukannya agar mendapatkan perhatian lebih dari kedua orang tuanya.

5. Cenderung Melakukan Hal-Hal Negatif

Hal-hal negatif ternyata banyak dilakukan oleh Lee Joon-young, mulai dari perkelahian, main game online hingga tak kenal waktu, sampai yang paling parah adalah karakternya yang kleptofobia. Sengaja ataupun tanpa disadarinya, Lee Joon-young sering mencuri peralatan tulis teman-temannya. Bukannya tidak mampu ia untuk membelinya. Orang tuanya yang cukup mapan pasti mampu memenuhi kebutuhan sekolahnya, apalagi hanya peralatan tulis.

***

Menghadapi karakter anak yang sedang mengalami pubertas, memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi jika orang tua sedang mengalami masalah rumah tangga seperti yang dialami Ji Sun Woo. Ji Sun Woo sebagai ibu sekaligus wanita karier dengan permasalahan rumah tangganya harus bisa menghadapi sang anak, Lee Joo-young dengan terus mencoba memahaminya.

Beberapa kali Ji Sun Woo harus menghadapi dan menyelesaikan permasalahan sang anak hingga berlutut memohon kepada orang tua teman Lee Joo-young agar anaknya tidak dilaporkan ke kantor Polisi.  Namun demikian sangat perlu Ji Sun Woo diacungi jempol karena meski demikian ia akhirnya mampu menyelesaikan masalah anaknya tersebut.

Ji Sun Woo akhirnya tidak banyak menuntut Lee Joon-young, hingga membolehkannya untuk tinggal bersama Ayah dan Ibu barunya. Begitu juga kita sebagai orang tua yang tengah menghadapi anak di masa pubertas. Kelonggaran namun tetap dikontrol adalah solusi bagi anak-anak tersebut.

Berikan kepercayaan pada anak di masa pubertas dan pahamilah bahwa mereka sudah dewasa. Kondisinya yang masih labil sangat memerlukan pelukan, dekapan, hingga menjadi sahabat bagi mereka. Semoga kita selalu bisa untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun