Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pelleng, Makanan Tradisional Khas Etnis Pakpak, Sumatera Utara

17 Juni 2021   06:35 Diperbarui: 17 Juni 2021   18:13 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kami survei arkeologi ke Desa Aornakan I, Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat, kami disambut oleh masyarakat setempat dengan sangat ramah. 

Setelah berkordinasi dengan mereka, kami melanjutkan perjalanan ke suatu tempat yang disebut dengan kuta lama yang terdapat mejan (batuan berukir yang difungsikan masyarakat Pakpak pada masa lalu) serta perabuennya. 

Perjalanan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan berjalan kaki. Medan yang kita lalui cukup terjal bahkan ada di antara kami yang terpeleset karena turunan yang licin. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Situs yang kami kunjungi sangat menarik. Lelah yang begitu letih tak terasa lagi setelah melihat mejan-mejan tersebut. Setelah kurang lebih 1 jam kami mendokumentasikan dan mendeskripsikan mejan-mejan tersebut, akhirnya kami turun lagi ke bawah dan kembali ke permukiman penduduk. 

Tak disangka, sesampai kami di tempat permukiman penduduk tepatnya di rumah keluarga Pak Camat, kami disambut dengan jamuan makan siang. Sajian yang menurut kami sangat mengejutkan dihidangkan di depan kami. Pelleng. Ya... itulah nama dari sajian makanan yang dihidangkan kepada kami. Warna kuning menggunung dengan sedikit sambal di atasnya menjadi pertanyaan kami. 

Pelleng merupakan makanan khas tradisional etnis Pakpak di Sumatera Utara. Makanan ini disajikan ketika acara adat maupun acara keluarga yang bersifat sakral. Pelleng biasa disajikan pada acara hajatan atau peristiwa penting dalam keluarga atau desa seperti pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi merantau, hajatan, hingga perang. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Pelleng terdiri dari 5 macam, yaitu Pelleng Kelasen, Pelleng Simsim, Pelleng Boang, Pelleng Keppas, dan Pelleng Pegagan. Perbedaan di antara kelimanya adalah dari cara pengolahannya. Pelleng terbuat dari beras yang dimasak lunak dengan campuran santan dan rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, bawang, cabe dan masih banyak lagi. Pelleng sekilas terlihat seperti nasi kuning, namun dibuat lembek seperti bubur nasi tetapi tidak selunak bubur nasi tersebut. 

Pelleng biasanya dilengkapi dengan daging sebagai lauknya. Daging yang digunakan adalah ayam kampung. Ayam kampung tersebut dipotong-potong dan dimasak kuah kari dengan potongan kentang sebagai pelengkapnya. 

Biasanya kepala ayam kampung dan bagian dagingnya disajikan pertama kali di hadapan orang yang paling dihormati di acara tersebut. Tentunya ketika kami semua diberi hidangan Pelleng tersebut, kepala ayam diberikan pertama kali kepada ketua Tim Penelitian. Setelah ketua tim mengambil potongan ayam tersebut, lalu ayam tersebut dibagikan kepada yang lainnya.

dok. pribadi
dok. pribadi
Makna dari Pelleng ini menurut masyarakat Pakpak adalah doa, harapan, kekuatan, persatuan, obat, perdamaian, perjuangan, kesuksesan, dan kebahagiaan. Kami semua sangat berterima kasih atas jamuan yang diberikan oleh salah satu masyarakat setempat tersebut. Begitu baik dan terbukanya mereka kepada kami. Hal ini menunjukkan begitu baiknya masyarakat Pakpak dalam menyambut tamu-tamu mereka. 

Semoga keluarga Pak Camat (yang menjamu kami), masyarakat di Desa Aornakan I, dan masyarakat Pakpak secara umum sehat selalu, sukses, terkabul apa yang menjadi harapannya, dan selalu berjaya di kemudian hari. Amin. Njuah njuah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun