Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memandang Jauh Tambang Batubara di Muara Enim, Sumatera Selatan

14 April 2021   19:07 Diperbarui: 14 April 2021   19:19 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuai dengan judul yang baru saja saya buat, saya memang hanya melihatnya dari jarak jauh beberapa tambang batu bara yang ada di Muara Enim, Sumatera Selatan. 

Ketika pertama kali saya memasuki kota kecil ini, awalnya saya takjup melihat kota yang begitu cantik dengan tata ruang kota yang juga terlihat apik dan rapi. Saya berharap dapat merasakan kesejukan hawa dingin saat beberapa hari tinggal disana. Tidak heran saya berharap demikian, karena lokasi kota kecil ini yang begitu jauh ke tengah Sumatera Selatan bila kita berangkat dari kota Palembang. Ditambah lagi dengan kontur jalan yang sudah mulai menanjak, sehingga saya berharap banyak menggunakan selimut tebal di malam hari.

Namun setelah beberapa hari tinggal disana, ternyata hawa nya sedikit panas dan tidak terasa lagi aroma pegunungannya. Beruntung ternyata saya juga lupa membawa selimut dan tidak kedinginan selama tinggal disana. 

Lebih takjum lagi saat ada kesempatan mengunjungi suatu pemakaman umum yang menurut informasi yang saya dapat, dibuat untuk pemakaman para karyawan tambang. Cantik memang pemakaman yang dibuat di atas bukit tersebut. Areanya begitu luas dengan penataan yang terlihat elegan. Namun sekali lagi saya katakan, panas. Hawanya panas dan terasa gersang. Mungkin karena tidak begitu banyak pohon besar yang tumbuh disana dan hanya terlihat rerumputan luas seperti taman teletubies. 

Dari area pemakaman situlah saya duduk termenung sambil menunggu rekan-rekan lainnya yang sedang mengambil gambar. Mata langsung tertuju pada bukit di sebelah yang terlihat jauh lebih gersang. Bukit tersebut dibuat jalan tanah untuk dapat dilalui kendaraan raksasa. Dan memang area itulah merupakan salah satu jalur penambangan batubara yang ada di Muara Enim ini. Langsung mata saya berkeliling mengamati bukit-bukit lainnya. Kondisinya ternyata tidak jauh berbeda. Gundul dan gersang. 

Terjawab sudah mengapa hawa di Muara Enim ini terasa panas. Banyaknya penambangan batubara yang dimiliki berbagai perusahaan sedang tumbuh subur di kota kecil tersebut. Bahkan ada satu area atau kawasan khusus yang didalamnya memiliki fasilitas lengkap seperti GOR, Rumah Sakit, sekolah, taman bermain, dan tentunya perumahan bagi para karyawan tambang. 

Saya tidak tahu menahu terkait perusahaan tambang batubara tersebut dan bagaimana bisa leluasa tumbuh subur di kota tersebut. Memang batubara merupakan kebutuhan pokok dalam urusan bahan bakar. Dan di era modernisasi ini masyarakat tidak bisa terlepas dari kebutuhan-kebutuhan primer yang menggunakan bahan bakar batubara tersebut. Tentunya ini memikat para investor dan perusahaan untuk terus meningkatkan produksi bahan bakar tersebut. 

Alhasil eksploitasi alam terus dilakukan. Hutan-hutan mulai terlihat banyak yang gundul, sungai-sungai tidak lagi sejernih dulu, dan tentunya hawa panas mulai menyelimuti kawasan tersebut. Entah sampai kapan eksploitasi alam ini terus dilakukan. Sampai habiskah isi bumi ini baru puas dan berpindah ke lokasi lain? dan mulai menguras isi bumi lainnya sampai terkuras habis lagi? 

Kita memang terlalu dienakkan dengan kondisi modernisasi ini. Lupa bagaimana keenakan dan kemudahan ini didapatkan dengan mengeksploitasi alam yang kian kering ini. Saya hanya bisa bersedih karena tak tahu apa yang mesti saya lakukan. Hanya bisa lakukan penghematan setidaknya dimulai dari diri sendiri. 

Memang batu bara dapat diperoleh lagi. Namun butuh ribuan tahun agar fosil-fosil tumbuhan tersebut dapat berubah menjadi batubara. Berharap ke depan ada solusi untuk mengatasi eksploitasi alam ini. Semoga hutan-hutan Sumatera tidak menjadi area eksploitasi alam lagi untuk menghasilkan kebutuhan-kebutuhan hidup kita. Karena hutan Sumatera adalah sumber oksigen yang sangat dibutuhkan bumi ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun