Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pagar Batu Huta Sorsor Silintong, Salah Satu Bukti Permukiman Lama Masyarakat Batak Toba

19 Juli 2020   07:16 Diperbarui: 19 Juli 2020   07:21 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Sumatera Utara, 2018

Huta Sorsor Silintong berlokasi tidak jauh dari desa Sibandang, kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Huta dalam masyarakat Batak sendiri diartikan sebagai kampung yang diketuai oleh seorang raja.

Huta Sorsor Silintong berlokasi agak ke atas mengarah ke bukit dengan ketinggian 973 meter di atas permukaan laut. Menurut informasi, sebelum adanya desa Sibandang yang sekarang ini, dulunya berlokasi di huta tersebutlah masyarakat setempat tinggal.

Huta Sorsor Silintong merupakan sebuah kampung yang sudah ditinggalkan oleh masyarakatnya. Meskipun demikian, saat ini masih ada keturunan marga Raja Gukguk yang menempati huta tersebut.

Terdapat Pohon Harihara, yaitu pohon yang menandakan adanya sebuah huta pada adat budaya Batak. Selain pohon Harihara, masih ada vegetasi lain yang ada di huta tersebut diantaranya pohon mangga, durian dan kemiri.

Pohon bambu juga dijumpai di huta tersebut terutama di bagian dekat pintu masuk huta dan benteng/pagar batu. Dalam budaya Batak, Pohon bambu juga digunakan sebagai penanda huta.

Selain beberapa vegetasi penanda kampung/huta, ciri khas dari sebuah kampung masyarakat Batak adalah adanya pagar batu. Biasanya pagar batu tersebut dibentuk mengelilingi huta, tidak terkecuali pagar batu huta Sorsor Silintong ini.

Pagar batu huta Sorsor Silintong memiliki tinggi 2 meter. Pagar batu ini berupa batu-batu yang disusun dan dibangun secara bertahap mulai dari Opung Raja Hunsa sampai awal kemerdekaan Indonesia. Terdapat 5 susun pagar yang dibangun pada kemiringan lahan huta tersebut.

Pintu masuk huta Sorsor Silintong berada di sebelah utara dan selatan pagar, dengan lebar pintu masuk hanya 80 cm. Pintu masuk pada pagar batu tersebut biasanya dibuat hanya untuk dilewati 1 orang saja.

Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov.Sumatera Utara, 2018
Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov.Sumatera Utara, 2018
Keberadaan pagar batu di huta Sorsor Silintong ini sampai sekarang masih terjaga dengan baik. Di dalam huta tersebut hanya terdapat 1 rumah Batak dan beberapa lesung batu yang berbentuk perahu.

Di belakang huta, tepatnya diluar pagar batu, dijumpai batu-batu persidangan. Menurut cerita, konon apabila Sisingamangaraja XII datang ke huta tersebut akan disambut oleh Opung Raja Hunsa dan bersidang di tempat tersebut. Opung Raja Hunsa sendiri adalah pengawal atau ulubalang dari Sisingamangaraja XII.

Keberadaan pagar batu dan keseluruhan yang ada di huta Sorsor Silintong ini sebagai saksi bisu adanya kesejarahan permukiman masyarakat Batak. Berharap ke depan kampung ini tetap terjaga dengan baik. Dapat juga dijadikan destinasi wisata di Sumatera Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun