Perjalanan yang sebagian besar kami lakukan dengan berjalan kaki tersebut membuat kenangan akan desa Tipang yang tidak pernah bisa aku lupakan.
Kami menjumpai beberapa sarkofagus, yaitu makam Batak kuna yang berbentuk peti berbahan batu dimana bagian atasnya terdapat ornamen dan patung. Selain itu kami juga mengunjungi makam leluhur dari Marga Sihombing yang kini telah dibangun oleh keturunannya dengan sangat megah.
Air terjun tersebut sangat jernih dan masih sangat alami. Keberadaan air terjun tersebut juga sangat penting bagi kelangsungan hidup masayarakat di Desa Tipang terutama sebagai sumber kebutuhan air bersih.
Siangnya, setelah makan siang, kami bergegas meninggalkan Desa tersebut, karena mendung mulai datang. Perjalanan untuk meninggalkan Desa tersebut dilalui dengan jalan menanjak dan berkelok. Tentunya tidak akan nyaman dilalui jika hujan lebat mulai datang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H