Apa yang aku cemaskan terjadi, udara itu menjadi racun bagi kau dan aku.
Pada akhirnya udara itu hanya menyesakkan dada. Â hanya saling menyakiti. itulah kenapa aku mendorongmu menjauh dariku. Namun kamu mempertanyakan kenapa aku mesti medorongmu menjauh, kau bilang kau tidak menginginkan apa-apa, tidak mengharapkan apa-apa, kau hanya ingin mencintaiku, cinta tanpa syarat.
Tapi, kenyataannya kau sama saja dengan laki-laki lain, cinta tanpa syarat itu hanya bertahan sesaat, karena kemudian kau membiarkan cemburu menyelinap dan menguasai hatimu, dan kaupun marah, dan kau menuduhku sudah menempatkanmu hanya sebagai pilihan pelarian.
Aku tidak pernah menempatkanmu sebagai pilihan, aku bahkan tidak meminta apapun padamu, dan bukankah kau yang meminta agar aku mengijinkamu untuk dibiarkan ada tanpa harus disambut dengan tangan terbuka, untuk kemudian diletakan dalam pelukan dan dekapan?
Cinta itu menyakitkan, aku memintamu untuk tidak pernah membahasnya. Dan seharusnya kau menjauh, dan membiarkanku mendorongmu untuk menjauh.
Menjauhlah sejauh-jauhnya, dan jangan lagi datang untuk membicarakan tentang udara. Udara itu adalah racun bagi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H