"Meratapi kesalahan"
Mendengar kata itu rasanya aku sudah menjadi pecundang yang tidak tertolong lagi. Bahwa aku sudah gagal dalam setiap test yang dia berikan, dan gagal lagi ketika diberi kesempatan kedua, dan setiap usaha yang aku lakukan tidak akan pernah cukup baik.
Aku hela nafas panjang, dan berkata pada diriku sendiri, seharusnya aku tidak perlu mencoba untuk menjelaskan atau membuatnya mengerti. Karena semuanya itu ternyata hanya dilihat sebagai meratapi kesalahan.
Aku seka air mataku, aku kemasi setiap hal yang tersisa, dan aku katakan pada diriku sendiri
"Jangan pernah sekalipun menoleh lagi, terus saja berjalan. Jangan pernah coba menjelaskan apapun lagi, jangan pernah menangis lagi. Apapun yang terjadi, keep it for yourself"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H