Jatuh cinta adalah satu hal yang tidak pernah menjadi rencana, seperti yang diyakini  banyak orang bahwa cinta akan selalu datang begitu saja. Cinta tidak akan pernah menjadi rencana, cinta hanya akan menjadi satu catatan untuk suatu ketika, pada suatu masa, ditunggu namun tidak bisa diharapkan untuk datang tepat waktu. Dan tidak ada seorang pun yang tidak berharap bahwa cinta akan datang saling bersambut, bertaut, menjadi satu rangkaian, jalin berjalin, terjalin dan lalu terikat. Kadang cinta datang sebagai tunggal, sebagai rasa yang hanya dimiliki sendiri. Bahwa kembang harapan hanya tumbuh menjadi belukar tanpa kuncup yang kelak mekar dan semerbak. Tidak ada pilihan lain selain mencabutnya dan membuangnya dan kemudian membuat harapan sekali lagi pada catatan untuk suatu ketika, pada suatu masa akan ada benih baru dan semoga cinta tumbuh dan berbunga.
Namun kadang ternyata belukar itu tumbuh rimbun, tidak menawarkan apapun selain teduh selayak kasih tulus. Meski tidak diinginkan, tidak dipandang, tidak dijaga, ia tetap tumbuh rimbun... teduh...
~
"Aku tidak punya cinta untukmu"
Hatiku patah tak terbantahkan mendengar pengakuanmu itu, sakit luar biasa, namun begitu,
"I didn't ask you to love me, just let me stay"
kamu menatapku dengan tanpa ekspresi.
"Aku akan mencintaimu dalam diam"
"Kamu akan terluka" katamu sambil menatapku dengan tajam.
"Aku tahu, tidak apa-apa" sahutku mantap meskupun aku tahu dia berkata benar kalau aku akan terluka dan menghadapi rasa sakit yang luar biasa yang mungkin akan membuatku memangis. Tapi dia tidak akan melihatku menangis. dia tidak perlu melihat, tidak perlu tahu.
"Mau sampai kapan?" tanyamu.
"Tidak tahu" aku benar-benar tidak tahu akan sampai kapan bertahan dan terluka. Patah hati berkali-kali oleh cinta yang sama.
"Kamu tidak mau selamanya seperti ini kan?" tanyamu lagi
"Ya, tapi aku sungguh-sungguh tidak tahu akan sampai kapan mencintaimu. Karena jatuh cinta padamu bukanlah bagian dari rencanaku. Dan mengakhiri cinta tidaklah semudah ketika memulainya"
Kau menatapku dengan tidak percaya
"I will love you silently, you will never notice it"
Kembali kau menatapku dengan tajam.
Aku tersenyum, mencoba untuk menyembunyikan rasa sakit yang mulai menjalar keseluruh tubuh. mencoba meyakinkamu bahwa aku akan baik-baik saja.
Dan pembicaraan kita berakhir dalam diam, yang kemudian melarut menjadi hening yang sepertinya tidak akan pernah berakhir hingga berjuta tahun. Dan aku menyadari bahwa yang tersulit dari segalanya adalah rasa rindu yang akan menghadangku esok hari.
~cm~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H