Aku berdiri di bawah senja berlembayung merah
Menatap gulungan awan yang terus merapat
Tapi ada yg hilang dg tuanya bumi
Tak kulihat burung pipit menari indah menuju sarang
Tak kulihat jalanan sepi krn siap2 bergegas menuju surou
Jantung tak berhenti walau kau tak disisiku
Seperti bumi terus hidup tanpa keindahan burung dan kesholehan manusia
Satu yang hilang,
Tenagaku tak bisa memikul senyum tulus
Az, wajahmu yg buram semakin jelas dalam ingatan
Aku merindukanmu seperti kau merindukanku dahulu
Mungkin kita akan seperti lilin yg hidup dan mati bersama dalam satu jiwa sampai maut memisahkan
Nungkin juga kita seperti rel kereta api yg hidup bersama tapi tak bisa menyatu sampai ajal memisahkan
Atau mungkin kita seperti arah mata angin barat dan timur atau utara dan selatan
Hanya cerita saja, mungkin..
Tapi dengarlah kau disana
Aku tak bisa membiarkan nafas ini hampa...
I really..really..missing you...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H