Aiy baru aja selesai menemani Ayah dan Mama memilih. Di pemilu ini Aiy di ijinkan oleh panitia untuk ikut ke bilik tempat mencoblos pilihan politik. Ada tiga lembar yang diberikan oleh panitia, lembar pertama DPR RI, DPD dan DPRD Jakarta, Aiy ikut Ayah dan melihat nama – nama yang tertera di sana. Hanya dilembar DPD yang ada wajahnya, hanya satu yang Aiy kenal, yang lainnya tidak.
Ayah memberikan banyak informasi mengenai fungsi dan tanggung jawab legislatif. Mengusulkan dan Menyusun undang – undang, atau merivisinya jika tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Keputusan politisi tentu saja bermuatan politik. Karena itulah tidak heran Aiy melihat banyaknya tarik menarik kepentingan disini. Sesuatu yang menurut Aiy menjadi begitu menarik.
Aiy sempat melirik Ayah yang mencoblos partai yang berlambang pohon beringin, GOLKAR. “Ayah, itukan partai politiknya Opa ya?” bisik Aiy pelan. Ayah hanya tersenyum sambil mengusap – usap rambut Aiy. Mamah yang berada di samping bilik pun tersenyum, sepertinya Ia mendengarkan kata Aiy.
“GOLKAR tidak seburuk yang Aiy baca ya, atau yang Aiy dengar, masa lalu memang selalu kelam, tapi tidak semuanya orang jahat yang ada di sana. Memperbaiki didalam adalah pilihan yang terbaik, walau pun tiap pilihan selalu ada resikonya.” “Seperti Opa ya Yah?” Jawab Aiy. Ayah mengangguk pelan.
Membaca berita dan poling – poling yang ada, Aiy juga cukup heran mengapa partai yang berlumuran dosa dimasa lalu ini, masih menarik dan menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Data ditahun 2009 pun GOLKAR berada di urutan kedua setelah DEMOKRAT. Lalu apakah jejak sejarah dan banyaknya politisi mereka yang terlibat korupsi tidak berpengaruhi apa pun terhadap elektabilitas partai ini? Kepala Aiy semakin panas memikirkan fenomena ini.
Aiy tiba – tiba tersenyum ketika Mama membisikan sesuatu. Ahai, Aiy menaikan alis mata ketika PKS menjadi pilihan Mama. Kenapa dan mengapa? Ternyata pilihan Mama karena seringnya melihat partai ini aktif dilingkungan rumah. Dari aksi bersih – bersih lingkungan, banjir Jakarta kemarin dan juga baksos pasar murah yang dilakukan oleh partai ini. Ternyata pilihan Mama karena faktor partai ini yang begitu aktif dilingkungan rumah kami. Apalagi Mama memang sering berbicara dengan tetangga kami yang aktif di partai tersebut. Berarti faktor PKS yang Islami tidak membuat mama takut!
“Ma, kan PKS terlibat korupsi kuota impor Sapi? Pertanyaan Aiy membuat tante tersebut menjelaskan bahwa sampai detik ini dipengadilan LHI belum diputuskan bersalah, dan beberapa kali Ahmad Fatonah mengakui menjual nama Lutfi untuk menipu dimana – mana. Uang 1 milyar pun ternyata bukan untuk Lutfi tapi untuk dirinya sendiri dengan mengaku – ngaku sebagai utusan LHI.
Akhirnya Ayah dan Mama pun tersenyum geli ketika tante disebelah menjelaskan bahwa bisa jadi nanti GOLKAR dan PKS akan memenangi pemilu legislatif tahun ini. Dan kader – kader PKS akan merukyah GOLKAR agar bebas dari “kutukan” dan “dosa” masa lalu.mendengar di rukyah Aiy jadi takut karena itu kan cara mengusir hantu didalam tubuh. Jangan – jangan di tubuh Opa ada hantunya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H