Pada suatu hari nan cerah, tersebutlah seekor luwak yang bersemangat sedang berjalan-jalan santai tanpa suatu tujuan tertentu. Ketika sedang asyik berjalan sambil menikmati suasana sore hari, tiba-tiba hidungnya yang cerdas mengendus aroma lezat buah-buahan ranum.Â
Mendadak si luwak merasa lapar, ngiler, dan tanpa pikir panjang langkah kakinya dipercepat menuju sumber aroma menyenangkan itu. Tak lama, tampak di depan matanya segerombolan pohon buah-buahan yang semuanya sedang matang berbuah, ranum dan wangi. Amboiii......hatinya berdansa riang, langkah kaki pun bergegas masuk ke dalam kebun itu.
Tapi, alamaaakk....Mama miaaa!
Si luwak terlalu gendut untuk menyelinap di celah jeruji pagar yang melindungi gerombolan pohon itu dari pencoleng seperti dirinya. Dia mencoba ngotot, memaksakan tubuhnya dengan meliak-liuk meniru aksi manusia karet di tivi salah satu warga desa yang pernah dia intip-tonton. Tak berhasil. Â
Apa akal?
Pikir punya pikir, akhirnya si luwak mendapatkan ide cemerlang. Mulai saat itu dia berpuasa, pantang makan dan minum selama tiga hari tiga malam, tapi tidak sampai tiga purnama. Lumayan tersiksa, sih, apalagi di dekatnya gerombolan pohon buah-buahan itu selalu menggoda. Dia memejamkan mata dan menulikan telinga untuk mengusir godaan itu, sehingga pada hari ketiga yeaahh..... Si luwak bersorak gembira.Â
Tubuhnya sudah cukup langsing untuk menyelip masuk melalui celah jeruji pagar kebun buah, dan setelah sampai di dalam dengan sangat rakus dia melahap semua buah yang selama tiga hari tiga malam telah dengan tanpa henti memanggil-manggilnya untuk mencicipi mereka.
Setelah puas berpesta pora sampai perutnya membuncit dan langkahnya gontai bagai karung beras 50 kg yang berusaha berjalan (eh, karung beras tidak bisa jalan sendiri, ngawur nih si penulis), si luwak memutuskan sudah saatnya pulang kembali ke sarangnya. Dia mencoba keluar dari kebun melalui celah jeruji.
Tapi, alamaaaak..... Mama miaaa! Nggak bisa keluar nih oweee....!
Apa akal?
Pikir punya pikir, terpaksalah si luwak menjalankan taktik lamanya: berpuasa tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam tapi tidak sampai tiga purnama. Pada akhirnya si luwak berhasil keluar dari kebun itu, tetapi keadaannya sama saja kelaparannya dengan saat dia baru masuk.