Dalam keseharian hidup, tak jarang kita amat menggemari kutipan-kutipan kata bijak, motivasi, atau kisah-kisah inspiratif. Buku-buku yang berisikan kumpulan kata-kata bijak atau kisah-kisah inspiratif mudah menjadi buku paling laku sedunia. Dan penulisnya seketika naik daun, jadi seleb mendadak yang dipuja-puji banyak penggemar, diundang ke mana-mana untuk menjadi pembicara dalam seminar-seminar yang terkadang bertarif mahal.
 Tapi pertanyaannya adalah: berapa persenkah di antara kita penggemar kutipan-kutipan bijak nan motivatif dan kisah-kisah indah nan inspiratif itu yang sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nasihat-nasihat berharga dari buku-buku itu dalam keseharian hidup kita?
 Ketika orang lain mendapatkan masalah, kita mudah saja mengutipkan satu kalimat bijak atau satu kisah inspiratif untuk menasihati mereka. Tidak salah, memang, bahkan baik jika kita bisa memberikan penghiburan yang positif seperti itu. Tapi begitu giliran kita yang tertimpa masalah, berapa banyak dari kita sungguh-sungguh dapat mempraktikkan nasihat-nasihat yang pernah kita berikan kepada orang lain, ke teman atau kerabat kita yang sedang bermasalah?
 Seringnya yang terjadi adalah kita seakan "lupa" dengan semua isi buku inspiratif itu. Atau mungkin kita terlalu takut untuk mempraktikkannya. Karena jalan praktik berarti menantang ego kita, menantang rasa kemelekatan kita. dan itu tidaklah mudah, karena kita belum biasa.
 Sesungguhnya, saat kita tertimpa suatu masalah atau kepelikan, itulah saat paling tepat, kesempatan terbaik untuk menguji diri kita: apakah kita ini hanya sebatas pencandu kata bijak dan kisah inspiratif, sejenis kelompok norak-norak bergembira yang bersorak-sorai dan memuji-muji isi suatu buku inspiratif tapi setelah itu tak berbekas apa pun dalam jejak kesadaran kita, ataukah kita adalah praktisi sejati yang mampu menerapkan nasihat-nasihat bijak itu untuk membuat diri kita terus bertumbuh, bertambah bijak dan bajik seiring waktu?
 Chuang 121011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H