Dalam keseharian kita bisa menemukan jenis-jenis manusia yang mudah sekali memberi dan ada juga yang sulit sekali dalam memberi. Bila kebetulan manusia dermawan itu berstatus orang kaya, sebagian orang memaklumi mengapa mereka murah hati: dia orang kaya, sih, yang rejekinya berlebih, maka tidaklah sulit memberi sebagian dari rejeki berlebih itu.
Tapi permakluman seperti itu bisa terdengar sebagai peremehan akan kebajikan yang dilakukan si dermawan, juga dapat dianggap pembenaran akan kelemahan diri orang yang mengatakannya. Karena, bukankah kita pun bisa menemukan si kaya yang susah memberi bahkan dalam keberlimpahannya?
Jadi, apa yang menyebabkan sebagian orang mudah bermurah hati dan sebagian lagi sulit?
Sifat murah hati tidaklah berkaitan dengan keadaan materi, tetapi lebih kepada sikap batin yang memandang hidup sebagai berlimpah dengan rejeki. Orang dengan sikap batin bahwa hidupnya berlimpah rejeki akan mudah sekali berdana kepada mereka yang layak menerima, meskipun dalam kenyataan dia sendiri tidaklah kaya secara materi.
Karena memandang hidup sebagai berlimpah, dia KAYA dan dia tak takut kekurangan apa pun, maka dia mudah memberi, melepas. Dan karena mudah melepas dia pun merasa ringan, lega, dan perasaan itu membawa sensasi kebebasan. Dan kebebasan adalah kebahagiaan, tanpa beban yang dari sini dia menjadi semakin piawai dalam melepas dan kemudian mengakumulasi kebahagiaan yang makin bertambah lagi dan lagi dan lagi.... .
280522
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H