Pada umumnya, ketika mendengar kata 'gangguan', kebanyakan dari kita tentu merasa was-was karena yang pertama kali muncul adalah sosok yang mungkin mengganggu atau bahkan menakutkan.
Hal itulah yang dirasakan oleh penderita OCD ketika orang yang disekitarnya mengetahui keadaan mereka yang sesungguhnya. Padahal, penampilan orang-orang yang menderita gangguan kecemasan dan mental tak jauh beda dengan manusia normal lainnya.
Saat mendapat kesempatan berbincang dengan salah satu penderita OCD beberapa waktu lalu, pria yang penulis temui ini mengaku bahwa ada yang seketika menjauh atau jaga jaraknya dengannya ketika mengetahui gangguan kepribadian yang ia alami.
Beberapa orang langsung menjaga jarak karena menganggap kami para penderita gangguan mental ini berbahaya, apalagi saat tahu kami suka bersih-bersih, semuanya harus simetris, dan cenderung perfeksionis. Mereka pergi dan menganggap kami aneh, cara kami melakukan beberapa hal tidak sama dengan orang pada umumnya. Padahal, di mana salahnya? Tidak juga begitu membahayakan buat orang lain, kan? Kami tidak berbahaya seperti yang masyarakat awam pikirkan,
Hubungan perfeksionis dan OCD
Memang, perfeksionis yang tidak sehat atau maladaptif erat kaitannya dengan OCD, karena orang perfeksionis yang tidak sehat takut melakukan kesalahan sehingga selalu dipenuhi dengan rasa ragu-ragu untuk melakukan sesuatu dengan benar, namun hal itu tentu tidak selalu berkaitan dengan hal yang buruk, bukan?
Perfeksionis maladaptif menjadi sangat kuat jika mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melakukan sesuatu dengan benar atau membutuhkan kepastian. Sebagai contoh, perfeksionis yang maladaptif akan sangat kuat jika mereka merasa sifat kompulsi harus dilakukan dengan cara yang benar.Â
Mereka cenderung ambisius, sehingga apa yang menjadi keinginan dan yang dirasa baik pasti akan dengan cara apapun dilakukan atau dicapai.
Di sisi lain banyak yang mengganggap mereka sebagai momok yang menakutkan dan dicap negatif. Tapi percayalah, di sisi lain pun para penderita OCD maupun gangguan lainnya tidak begitu merugikan orang lain.
Lagi pula, tidak ada yang salah dengan tetap berbaur, juga menerima kekurangan orang lain, bukan?
Jakarta, 2021.
Christie Stephanie Kalangie.