Namun berbeda pada kondisi badai sitokin, di sini sitokin akan terus mengirim sinyal yang membuat sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali. Ketika sel-sel tersebut terus berdatangan, ini bisa membuat paru-paru mengalami peradangan parah lantaran kekebalan tubuh yang terus berusaha membunuh virus.
Selama peradangan ini, sistem imun juga akan melepaskan molekul yang sifatnya racun bagi virus dan jaringan paru-paru. Jika pasien Covid-19 mengalami badai sitokin dan tidak segera ditangani dengan cepat, maka fungsi paru-paru bisa menurun dan membuat sulit bernapas, hingga dapat mengakibatkan pasien Covid-19 akhirnya meninggal dunia.
Secara garis besar, seperti itulah yang dialami oleh Raditya Oloan saat sebelum dirinya meninggal. Kepergian Raditya untuk selama-lamanya ini meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Â
Akhir kata, stay healthy untuk kalian yang masih berjuang di tengah pandemi Covid-19 ini, dan turut berduka cita untuk wanita kuat, Joanna Alexandra. Rest in Peace and Love, Raditya Oloan Panggabean.
Referensi: Â www.intodaymedia.com
Jakarta, 2021.
Christie Stephanie Kalangie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H