Pertama, saat disuguhkan makanan oleh sang pemlik rumah, sebaiknya jangan ditolak. Jika sebelumnya perut telah terisi, cobalah untuk mengambil makanan walau hanya beberapa sendok saja, setidaknya kita menunjukkan bahwa kita melahap makanan yang telah dihidangkan pemilik rumah dengan penuh sukacita. Hargailah usahanya demi menjamu kalian. Jangan sampai saat hendak berpamitan, pemilik rumah mengucapkan kata, "Makanan yang saya masak gak enak, ya?"Â
Kedua, hindari berkomentar negatif tentang makanan yang sudah dihidangkan, seperti "Makanannya tidak enak, tidak sesuai selera," kata-kata tersebut akan sangat menyakiti hati pemilik rumah apalagi jika ia sendiri yang turun tangan saat memasak.Â
Ketiga, ambil makanan sesuai dengan porsinya. Jangan mengambil makanan dengan porsi yang berlebih lalu tidak menghabiskannya. Bertanggung jawablah terhadap makanan yang sudah diambil sehingga tidak menyisahkan atau membuang makanan tersebut. Ingatlah bahwa begitu banyak orang di luar sana yang masih kekurangan, bahkan untuk mencari sesuap nasi pun mereka tak sanggup. Dari hal ini juga, belajarlah bersyukur karena masih bisa menikmati makanan walau mungkin sederhana.Â
Keempat, saling membantu saat membersihkan sisa-sisa makanan di meja setelah makan. Usahakan untuk tidak membiarkan sang pemilik rumah mengerjakan hal tesebut seorang diri. Walaupun pada akhirnya sang pemilik rumah tidak mengizinkan para tamu yang membersihkannya, namun setidaknya kita telah menunjukkan sikap ingin membantu.Â
Kelima, masih mengenai makanan. Khususnya bagi para remaja zaman sekarang, jangan mainkan telepon genggam saat sedang makan bersama. Hargai makanan yang ada di hadapanmu, hargai orang yang telah menghidangkannya untukmu, serta hargai kebersamaan dengan orang-orang di meja makan saat menikmati makanan.Â
Keenam, jangan buang sampah sembarangan. Ya, peringatan ini pasti sudah sering kita jumpai, namun tetap saja masih banyak yang tidak mengindahkan. Apalagi di kota orang, jangan sekali-kali mencoba melakukannya. Jangan membawa kebiasaan buruk ini dari kota besar ke tempat lain. Sadarilah bahwa kebiasaan ini memberi dampak negatif bagi banyak orang.Â
Ketujuh, jangan mainkan telepon genggam saat orang yang jauh lebih tua berbicara denganmu. Sikap ini seringkali kita jumpai pada remaja di kota-kota besar, mulut berbicara tetapi mata tidak menatap lawan bicara karena terlalu sibuk dengan telepon genggamnya masing-masing. Jagalah silaturahmi dengan sesama saat berbicara dengan cara meletakkan telepon genggam di meja dan tataplah lawan bicara di depan, karena hal tersebut menandakan kita antusias dan menghargai pembicaraan si lawan bicara. Kalaupun ada telepon atau pesan masuk, mintalah permisi untuk menjawabnya dengan segera.Â
Terakhir, hal penting yang saya pelajari dari Bude adalah, jangan lupa tiga kata penting dalam hidup, "Maaf, Tolong, dan Terima Kasih."Â
Maaf, meskipun kita merasa tidak melakukan kesalahan apapun, namun kata maaf tersebut menandakan rasa saling rendah hati yang muncul dan tidak ada rasa kesombongan, karena dengan mengungkapkan kata maaf kita sedang mengakui bahwa setiap manusia memang mempunyai banyak kesalahan.Â
Tolong, munculnya rasa saling menghargai dan tidak ada rasa saling meremehkan. Hal apapun itu, jika kita mengatakan kata tolong terlebih dahulu, pasti tidak akan ada rasa saling sakit hati di antara kedua belah pihak.Â
Terima kasih, jangan lupa mengucapkan kata terima kasih kepada orang lain, terutama jika orang tersebut telah menolongmu, meski hanya hal kecil. Ucapan terima kasih tersebut menumbuhkan rasa toleransi, dengan demikian kita dapat membiasakan rasa toleransi yang tinggi terhadap sesama.Â