Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Manusia dan Menyoal Perspektif Negatif yang Sering Kali Muncul

29 November 2019   10:55 Diperbarui: 30 November 2019   09:55 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang bisa saya petik dari berbagai kejadian mengenai tempat tinggal ini adalah, perspektif atau sudut pandang. Masing-masing orang memang punya cara berpikir dari sudut pandang yang berbeda. 

Mereka yang hanya sekilas mengetahui saya bermukim di daerah A, dengan cepat akan menghakimi bahwa saya adalah salah satu dari wanita-wanita "tidak baik" tersebut. Sedangkan, orang-orang yang berada di sekitar tempat tinggal itu, mereka sendiri pun tahu membedakan mana "wanita baik-baik" dan mana "wanita tidak baik".

Mengapa para pria yang masih nongkrong di pinggir jalan tidak melakukan pelecehan verbal yang dialami si wanita malam kepada saya juga? 

Saya pikir karena mereka bisa melihat, menilai bahkan membedakan sendiri, mana wanita-wanita yang memang senang membuka diri untuk menerima perlakuan yang tidak mengenakkan, dan mana wanita-wanita yang bisa menjaga diri serta akhlaknya.

Dengan membiarkan saya berjalan sampai ke tempat tujuan dengan selamat tanpa harus menerima perlakuan tidak mengenakkan yang biasa mereka lakukan, secara tidak langsung mereka telah menunjukkan sikap respect. Karena saya pun tidak berdandan dan merias tubuh secara berlebihan, dan tentunya selalu mengenakan pakaian yang sopan, atau tertutup.

Saya tidak sedang mengandalkan diri sendiri mengenai cara saya melindungi diri saya, tentu saja semua kembali lagi karena kuasa doa. Kalau bukan Tuhan yang melindungi saya, lalu siapa lagi?

Kembali lagi, orang lain pun bisa melihat dan menilai sendiri jika kita berbeda dengan yang lainnya, berbeda dalam hal positif tentunya, dan mereka pun tak akan segan menunjukkan sikap respect.

Ternyata, bukan hanya saya saja yang memilih tinggal di daerah atau tempat-tempat seperti ini dengan berbagai alasan dekat dengan kantor, atau dekat dengan kampus, dan lain sebagainya. Ada beberapa teman yang juga seperti saya. Ya, kami punya alasan dan pertimbangan tersendiri dalam memilih tempat tinggal, atau dalam memilih hal apapun.

Dan juga, walaupun tinggal satu atap beda ruangan kamar dengan wanita-wanita "tidak benar", tidak berarti kita harus menghakimi jalan hidup yang mereka pilih, kan? Tidak berarti kita harus menunjukkan ketidaksukaan kita pada pilihan mereka, kan?

Saat memang harus berpapasan, tidak jarang saya melemparkan senyum kepada mereka, atau memberi mereka jalan di depan. Bagi saya, yang terpenting adalah kita berbeda dengan mereka, tidak mengikuti jalan sesat yang mereka tempuh selama ini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun