Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Apakah Bunuh Diri Bisa Menyelesaikan Masalah?

1 November 2019   14:20 Diperbarui: 2 November 2019   09:45 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : tumblr.com

"Aku benci hidupku..."

"Aku hanyalah sampah masyarakat..."

"Dunia akan lebih baik tanpa kehadiranku..."

"Tidak ada gunanya lagi aku hidup..."

"Lebih baik aku bunuh diri..."

Bunuh diri...

Yakinkah bahwa itu adalah satu-satunya jalan yang terbaik?

Dalam hidup ini, lebih banyak yang mirip pada sebuah maraton dibandingkan dengan lari cepat. Pernikahan umpamanya, merupakan sebuah maraton. Sekolah atau pendidikan merupakan sebuah maraton. Membangun karir merupakan sebuah maraton. Artinya membutuhkan waktu bukan sehari, dua hari atau berbulan-bulan, tapi bisa bertahun-tahun.

Persiapan orang yang lari maraton sangat berbeda dengan orang yang lari cepat jarak pendek. Demikian juga dengan cara mereka berlari untuk mencapai garis akhir. Kecuali cedera, dalam lari jarak pendek seorang atlet tidak berpikir untuk menyerah di tengah jalan atau merasa bosan. Bahkan mereka tidak sempat merasa lelah di tengah jalan. Mereka baru merasa lelah setelah mereka selesai berlari. Sedangkan mereka yang berlari maraton akan berhadapan dengan rasa bosan, ingin menyerah dan mereka mulai berpikir, “Berapa lama lagi ujungnya? Di mana selesainya?”

Kalau kita mempunyai sudut pandang yang keliru tentang kehidupan, maka kita akan keliru pula dalam mempersiapkan diri serta menyikapinya. Tidak heran banyak orang yang menyerah di tengah jalan, merasa lelah, bosan, muak, dan depresi. Bahkan ada juga yang memutuskan untuk bunuh diri.

Mungkin saat ini kamu sedang dilanda rasa putus asa atau ingin menyerah. Mungkin kamu juga merasa hidupmu lebih susah dan lebih menyedihkan karena membandingkan hidupmu yang nampaknya tidak seberuntung hidup orang lain.

Tapi, sadarkah kamu bahwa yang menentukan kamu menyerah atau tidak adalah dirimu sendiri?

Sadarkah kamu bahwa yang menentukan kamu bahagia atau tidak adalah dirimu sendiri?

Kenyataannya, tidak ada yang bisa menghalangi kamu untuk berbahagia dan terus berkarya, bahkan keadaan keluarga yang berantakan, teman-teman yang tidak menerima dirimu apa adanya, pekerjaan yang tidak menentu, bahkan hubungan dengan pasangan yang pasang surut sekalipun bukanlah hal yang menjadi penghambat kamu untuk terus berbahagia.

Percayalah bahwa masih ada orang yang tetap menyayangimu meskipun kamu merasa sebagai orang yang 'terbuang'...

Percayalah bahwa masih ada orang yang mau menerima dirimu apa adanya...

Banyak orang yang melakukan perbuatan tidak baik, sebagai salah satu contoh sederhana dengan alasan keluarga yang berantakan. Mereka melampiaskan kesedihan dan kekesalan dengan cara menggunakan narkoba dan mabuk-mabukan. Tapi benarkah kita selemah itu? Jawabannya adalah tidak. Kita mampu melawan semua dorangan dari segala bisikan duniawi.

Sebagai orang yang lahir dari keluarga yang berantakan, seharusnya kita lebih kuat dari orang tua kita agar menjadi teladan yang baik dan bahwa kita bisa membanggakan mereka.

"It's okay to be sad but don't take it too long."

Bersedih boleh saja tapi jangan berlarut-larut apalagi sampai mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Hidupmu tidak ditentukan oleh keadaanmu saat ini melainkan bagaimana cara kamu melihat keadaanmu saat ini dan bangkit dari segala keterpurukan yang kamu alami.

Jadi, saat ada masalah yang datang dari aspek kehidupan mana pun, lalu terbesit dorongan dan pertanyaan untuk melakukan hal ini, tolak dan jawablah dalam hati,

"Tidak. Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah. Aku tidak akan menghadapi masalah hidupku dengan cara bunuh diri. Aku ada di dunia ini untuk tujuan yang mulia dan aku mampu menyelesaikan segala permasalahan hidupku. Aku kuat! Ya, aku kuat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun